Menurut Manuel Vals, pengawasan lebih ketat atas perbatasan di luar Uni Eropa akan menentukan nasib Uni Eropa. Demikian komentarnya di Sueddeutsche Zeitung.
Pengawasan perbatasan Eropa kembali ditinjau setelah serangkaian serangan di Paris pada tanggal 13 November.
Sementara itu, pimpinan Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, mengatakan, kesepakatan Schengen "lumpuh sebagian".
Sejumlah negara Uni Eropa menerapkan pengawasan perbatasan dalam seminggu terakhir, meskipun terdapat sistem Schengen yang membebaskan pergerakan paspor, di tengah kedatangan ratusan ribu migran, yang sebagian besar melarikan diri dari Suriah dan Irak.
Beberapa negara menerapkan pembatasan baru setelah sebuah paspor palsu Suriah ditemukan di samping tubuh salah satu penyerang yang terlibat dalam operasi kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di ibu kota Perancis, yang menewaskan 130 orang.
Perdana Menteri Valls mengatakan kepada Sueddeutsche Zeitung bahwa Eropa telah terlalu dibebani krisis migran.
"Kami tidak bisa menerima pengungsi lagi di Eropa, itu tidak mungkin," katanya sambil menambahkan pengawasan lebih ketat perbatasan luar Eropa perlu dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.