Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tembak Jatuh Jet Rusia, NATO Gelar Rapat Luar Biasa

Kompas.com - 24/11/2015, 20:14 WIB
BRUSSELS, KOMPAS.com — Para duta besar negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menggelar pertemuan "luar biasa" pada Selasa (24/11/2015) atas permintaan Ankara untuk mendiskusikan peristiwa penembakan jet tempur Rusia di perbatasan Suriah-Turki.

"Atas permintaan Turki, NATO akan menggelar rapat luar biasa pada pukul 16.00 (waktu setempat). Tujuannya agar Turki menginformasikan kepada sekutu soal penembakan pesawat tempur Rusia," kata seorang pejabat NATO kepada AFP.

"NATO memantau dekat situasi tersebut. Kami sudah mengontak otoritas Turki."

Ankara menyatakan, dua jet tempur F-16 menembak jatuh jet tempur Rusia, Su-24, karena melanggar wilayah udara Turki sebanyak 10 kali dalam periode 5 menit di perbatasan Suriah.

Namun, Rusia menyatakan, pesawatnya terbang di atas wilayah udara Suriah.

NATO yang beranggotakan 28 negara akan menggelar rapat mendadak jika keamanan salah satu negara anggotanya terancam.

Kendati dalam keadaan bahaya, Turki tidak meminta rapat tersebut di bawah Pasal 4 pada kesepakatan. Pasal tersebut berbunyi, seorang anggota NATO harus dibantu jika integritas teritorial, kemerdekaan politik, atau keamanannya sedang terancam.

Ankara memang memohon Pasal 4 pada Oktober lalu untuk menghadapi situasi ketika pesawat Rusia beberapa kali melanggar wilayah udara Turki, menyusul serangan udara Moskwa ke basis-basis pemberontak yang melawan Bashar al-Assad, termasuk ISIS.

Saat itu, NATO memperingatkan "bahaya besar atas perilaku tak bertanggung jawab" yang dilakukan pesawat Rusia.

Semua anggota NATO yang terdiri atas 28 negara sepakat dengan prinsip "satu untuk semua" dan "semua untuk satu" dalam merespons setiap ancaman militer yang dihadapi anggotanya.

Prinsip itu tercantum di dalam Pasal 5 kesepakatan NATO.

Pasal 5 ini pernah diminta oleh Amerika Serikat setelah serangan pada 11 September 2011 di New York dan Washington.

Turki, negara dengan kekuatan militer kedua di NATO setelah Amerika Serikat, pernah beberapa kali memohon Pasal 4 ketika konflik Suriah merambat ke perbatasan.

Sebagai respons atas permintaan itu, NATO menempatkan rudal Patriot yang bisa menembak jatuh pesawat dan rudalnya di selatan Turki. Namun, rudal tersebut ditarik kembali pada akhir tahun ini.

NATO sebelumnya menyatakan bahwa penyebaran rudal Patriot sedang dikaji ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com