Toko, kantor, dan sekolah tutup, sementara polisi dan tentara ditempatkan di banyak lokasi.
"Saya menerima telepon dari guru bahwa tidak ada sekolah hari ini, sesuatu yang tentunya tak biasa di hari Senin seperti ini," kata warga Brussels, Asmyani Kusrini, kepada wartawan BBC Indonesia, Mohamad Susilo.
Kusrini mengatakan, pengetatan keamanan membuat acara-acara di kampus, teater, dan pertunjukan dibatalkan.
"Bahkan pertunjukan teater-teater kecil juga dilarang," kata Kusrini.
Kantor-kantor juga belum beroperasi normal dan mengizinkan karyawan untuk kerja dari rumah.
"Ada email dari kantor yang membolehkan karyawan untuk tidak datang ke kantor dan mengerjatakan tugas-tugas dari rumah," kata Donna, warga di Brussel yang berkantor di dekat markas besar NATO.
Donna mengatakan, dibandingkan hari-hari biasa, suasana Brussels dalam beberapa hari terakhir lebih sepi.
Pengamanan di Brussels diperketat setelah serangan di Paris pada 13 November yang menewaskan 130 orang, ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Aparat keamanan meyakini tersangka otak serangan adalah Salah Abdeslam, pria yang pernah tinggal di Molenbeek, Brussels.
Tak kurang dari 21 orang ditahan oleh polisi Belgia dalam operasi pada Minggu (22/11/2015) malam, namun tak ditemukan senjata api atau bahan peledak, sementara Abdeslam belum diketahui keberadaannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.