Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemanusiaan di Tengah Kengerian Sebuah Kota

Kompas.com - 15/11/2015, 15:58 WIB
Seperti yang terjadi di Bataclan, teater abad ke-19 yang diubah menjadi tempat pertunjukan musik, malam itu, menampilkan pertunjukan band rock asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal.

Bersenjatakan AK-47, empat penyerang memasuki gedung konser yang ada di Paris timur itu dan menembaki tak kurang dari 80 orang.

”Mereka tidak berhenti menembak. Ada darah di mana-mana, jenazah di mana-mana. Semua orang berusaha untuk melarikan diri,” kata Pierre Janaszak, seorang penyiar radio yang berada di pertunjukan itu.

Saat jeritan menggema dan orang-orang berlarian menginjak mereka yang cedera atau tewas untuk mencari pintu keluar atau tempat bersembunyi, para militan itu menyandera yang tertinggal, lalu mulai membunuhi mereka.

”Kami mendengar orang- orang menjerit—terutama para sandera—dan ancaman dari para penyerang,” kata Charles, seorang penyintas berusia 34 tahun. Bersama sekitar 20 orang lainnya, dia melarikan diri ke sebuah toilet. Dia naik ke langit-langit dan bersembunyi meringkuk di ruang sempit di bawah atap.

Julien Pearce, reporter radio Europe 1 yang berada di Bataclan menggambarkan ”10 menit yang mengerikan” ketika orang-orang bersenjata yang mengenakan pakaian warna hitam itu dengan tenang melepas tembakan. ”Itu adalah pertumpahan darah,” katanya.

”Orang-orang berteriak, menjerit, dan semua berbaring di lantai. Dan itu berlangsung 10 menit, 10 menit, 10 menit yang mengerikan, semua orang menelungkup di lantai menutupi kepala mereka.”

”Kami mendengar begitu banyak bunyi tembakan dan para teroris itu sangat tenang, sangat penuh tekad. Mereka mengisi ulang peluru 3 atau 4 kali,” kata Pearce, yang berhasil menemukan pintu keluar ketika para penyerang mengisi peluru.

Wartawan itu membawa keluar seorang gadis remaja yang berlumuran darah dan menggotongnya ke sebuah taksi, lalu menyuruh pengemudi membawanya ke rumah sakit.

Saat berada di dalam, Pearce sempat melihat salah seorang penyerang, seorang pria yang disebutnya sangat muda, berusia kurang dari 20 tahun, berjanggut tipis.

Kisah lain dituturkan Daniel Psenny, wartawan harian berpengaruh Perancis, Le Monde. Tempat tinggalnya di lantai dua sebuah gedung apartemen terletak di belakang Bataclan.

Dia sedang bekerja di rumah ketika mendengar bunyi seperti petasan. Dia mengira itu suara televisi, tetapi bunyinya begitu keras sehingga dia pergi ke jendela.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com