Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemanusiaan di Tengah Kengerian Sebuah Kota

Kompas.com - 15/11/2015, 15:58 WIB
KOMPAS - Teror datang diam-diam ke kota Paris, lalu mengejutkan warganya dengan kengerian, Jumat (13/11) malam. Serangkaian serangan dengan senapan mesin dan bahan peledak menewaskan tak kurang dari 128 orang. Ratusan orang cedera dan puluhan di antaranya kritis.

Menghadapi rentetan serangan itu, transportasi umum dihentikan pihak berwenang. Jalur 3, 5, 8, 9, dan 11 kereta bawah tanah Paris dihentikan, membuat banyak orang telantar, tak bisa pulang, saat sebagian warga di ibu kota Perancis itu menghabiskan malam di restoran, bar, dan gedung pertunjukan.

Dalam kengerian malam itu, tetap ada orang yang memikirkan bagaimana sedapat mungkin membantu sesama. Tak lama setelah berita mengenai serangan itu beredar di dunia maya, pengguna media sosial memunculkan tagar #PorteOuverte (pintu terbuka).

Tagar itu untuk mengorganisasikan tempat menginap bagi mereka yang tak bisa pulang, terutama di Distrik (Arrondissement) ke-10 dan ke-11, tempat serangan terjadi.

”Kalau ada yang telantar, saya bisa mengakomodasi 2 sampai 3 orang di Rue des Martyrs,” kata seorang pengguna media sosial. Adapun WroteGabDeLioncourt menulis, ”Sofa kami selalu tersedia bagi 2-3 orang di Maraichers.”

Shanna, pengguna lain, mengatakan, ”Saya mempunyai sebuah rumah aman di Republique. Hubungi langsung kalau Anda memerlukan sebuah tempat aman.”

Bahwa gerakan ini bermanfaat, disebutkan oleh akun TK Westfield yang mengatakan, teman-temannya selamat di rumah seorang perempuan yang tak mereka kenal.

Perempuan itu ”menyediakan makan malam dan menyiapkan tempat tidur untuk mereka. Blessed. #PorteOuverte."

Gerakan #PorteOuverte ini dipuji banyak pihak sebagai bukti, masih bertahannya rasa kemanusiaan di tengah-tengah kengerian yang ditimbulkan manusia terhadap sesamanya. Ini juga menjadi aksi konkret menghadapi teror yang terasa melumpuhkan itu.

Keji

Apa yang dilihat dan dialami para saksi dan penyintas bisa membuat orang mempertanyakan bagaimana manusia bisa melakukan hal sekeji itu. Sedikitnya delapan militan yang mengenakan rompi bunuh diri menebar teror.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com