Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Inggris Gantung Diri karena Ketinggalan Pesawat di Turki?

Kompas.com - 19/10/2015, 15:38 WIB
KOMPAS.com — Sejumlah teman dari seorang mantan wartawati BBC yang ditemukan tewas tergantung di sebuah bilik toilet di bandara Turki mengatakan bahwa tidak mungkin dia bunuh diri. Menurut mereka, dia telah dibunuh.

Mantan wartawati BBC Jacky Sutton, 50 tahun, melakukan perjalanan dari Bandara Heathrow di London ke Bandara Ataturk di Istanbul. Di Bandara Ataturk, dia diyakini ketinggalan pesawat yang membawanya ke Erbil di Irak.

Dia kemudian tampak tertekan setelah diberi tahu staf maskapai penerbangan bahwa dia harus membeli tiket baru. Belakangan dia ditemukan dalam keadaan sudah tewas di toilet oleh tiga penumpang asal Rusia. Demikian laporan media lokal.

Sutton tiba di Istanbul dengan penerbangan Turkish Airlines bernomor TK-1986 pada Sabtu (17/10/2015) sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Dia dijadwalkan terbang ke Erbil pada sekitar tengah malam.

Namun, wartawan Irak, Mazin Elias, yang bekerja dengan dia, mengatakan tidak mungkin bahwa Sutton bunuh diri. Dia menyatakan, "Seseorang telah membunuh Jacky."

Dia juga berpikir sangat tidak mungkin perempuan itu ketinggalan pesawat.

"Tidak, itu tidak mungkin ... kita tidak sedang berbicara tentang seorang gadis. Dia wanita dewasa, seorang wanita karier, dia seorang manajer hebat," katanya.

Seorang teman yang lain yang juga rekan Sutton, yaitu Kristen Bleuer, juga menyatakan keraguannya di Twitter. Dia menulis, "Perempuan paling tangguh yang Anda bisa temui. Polisi Turki mengatakan, dia bunuh diri karena dia ketinggalan pesawat?"

Bleuer menambahkan, "Saya tidak berpikir tentang konspirasi, tetapi jika pihak Turki mengatakan kamera keamanan di Bandara Ataturk Istanbul rusak, maka Jacky Sutton telah dibunuh."

Sutton diyakini menjadi Direktur Institut Pelaporan Perang dan Perdamaian untuk Irak, sebuah organisasi yang mendukung para wartawan dan aktivis di negara-negara yang dilanda konflik tersebut.

Sutton dilaporkan dilahirkan di Hatfield, Hertfordshire, tetapi baru-baru ini tinggal di sebuah apartemen dua kamar tidur yang bernilai 145.000 poundsterling (atau setara Rp 3 miliar) di Acton, London barat.

Berdasarkan profilnya di LinkedIn, Sutton, yang belajar di Universitas Strathclyde dan Warwick, juga bekerja untuk PBB dan menjadi produser dan penyiar BBC World tahun 1998 hingga 2000.

Dia juga diyakini sedang studi doktoral di Australian National University di Canberra untuk Studi Arab dan Islam selama hampir dua tahun.

Elias mengatakan, Suton berdedikasi untuk mengembangkan kebebasan berekspresi di Irak dan berusaha untuk meningkatkan performa diri dengan belajar meraih PhD-nya. Itulah sebabnya, Elias tidak percaya bahwa Suton telah bunuh diri.

"Apa yang saya yakini, orang seperti Jacky tidak mungkin akan bunuh diri, tidak mungkin. Dia benar-benar mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Jadi bunuh diri? Itu gila. Saya benar-benar sedih dengan apa yang terjadi, tetapi jika seseorang mengatakan kepada saya bahwa 'Dia bunuh diri', saya mengatakan kepadanya, 'Tidak, itu salah, seseorang membunuh Jacky'."

Elias juga mengatakan bahwa ketinggalan pesawat tidak akan memicu reaksi ekstrem seperti itu untuk perempuan tangguh seperti Sutton. "Tidak, itu tidak mungkin ... kita tidak berbicara tentang seorang gadis. Dia wanita dewasa, seorang wanita karier, dia seorang manajer hebat," kata Elias.

Ia mengatakan tidak ada alasan orang ingin membunuhnya, dan bagian yang paling membingungkan dari tragedi itu, menurut dia, adalah bahwa hal tersebut terjadi di Turki. Dia mengatakan, "(Irak) merupakan tempat yang sangat berbahaya ... ada banyak masalah, dan situasi keamanan buruk, jadi jika sesuatu terjadi terhadap orang asing ... tapi itu di Turki, itu benar-benar membingungkan."

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan kepada MailOnline pada Minggu malam, "Kami dapat memastikan kematian seorang warga Inggris di Istanbul. Kami memberikan bantuan konsuler buat keluarganya pada masa sulit ini."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com