Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kerjakan PR, Siswa SD Dipukul Pantatnya hingga Berdarah

Kompas.com - 16/10/2015, 17:02 WIB
CHONGQING, KOMPAS.com - Seorang anak di Chongqing, China, dihukum oleh gurunya dengan cara dipukul pantatnya pakai sapu lidi hingga berdarah. Kejadian itu membuat sang ayah terkejut dan marah.

Peristiwa itu terjadi sebulan yang lalu. Awalnya, korban yang duduk di kelas 4 SD pulang dari sekolah sambil menangis. Korban tampak tidak bisa duduk. Lalu sang ayah, Hu, membuka celana anaknya dan kaget melihat pantat bocah malang tersebut berdarah.

"Dia (korban) sangat ketakutan. Pantatnya hitam dan celananya berdarah. Kulit pantatnya luka parah dan menempel di celana," jelas Hu, Jumat (16/10/2015).

Menurut NetEase yang dikutip Shanghaiist, anaknya mengaku dipukul gurunya, Li, pakai sapu lidi karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Awalnya, korban diberi sanksi dengan jongkok dan berhitung hingga 400. "Jika saya tidak berhitung hingga 400 maka dia akan memukul saya," kata bocah tersebut.

Saat jongkok itu, pelaku segera mengambil sapu lidi lalu memukul pantat anak didiknya itu. Pemukulan dilakukan sampai dengan dua sapu lidi dan keduanya patah.

Ayah korban marah atas perlakuan guru anaknya itu. Sebagai ayah, dia tidak pernah memukul anak sekeji itu. Hu mengaku sakit hati melihat anaknya diperlakukan kasar.

"Dia anak saya sendiri dan saya tidak pernah melakukan hal demikian. Jika saya guru, saya tidak akan menghukum murid dengan cara itu," kata Hu.

Hu kemudian membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Meski lukanya sudah sembuh, namun bekas lukanya tidak akan hilang dari bokong san anak.

Hu juga melaporkan pelaku ke aparat berwajib. Dia ingin membawa kasus pemukulan itu hingga ke pengadilan. Namun akhirnya semua pihak sepakat kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan. Guru kasar itu didenda 30.000 yuan atau setara Rp 63 juta, namun pelaku hanya sanggup membayar 10.000 yuan atau Rp 21 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com