Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Turki Masih Tak Percaya Ankara Dibom

Kompas.com - 12/10/2015, 21:56 WIB
ANKARA, KOMPAS.com - Tiga hari setelah bom dahsyat mengguncang ibu kota Turki, Ankara, banyak warga negara itu masih belum percaya bahwa pawai damai dijadikan sasaran serangan mematikan.

Sejauh ini 97 orang tewas tetapi salah satu kelompok yang turut menggelar pawai pada Sabtu (10/10/2015) mengklaim jumlah korban tewas mencapai 128 orang.

Ada beberapa alasan yang membuat penduduk Turki tidak percaya bahwa bom sebesar itu menghantam ibu kota.

"Karena biasanya mereka antisipasinya di timur, sampai diberikan kewaspadaan penuh di kawasan timur seperti Diyarbakir, Sanliurfa dan perbatasan Suriah di sana," kata Dicky Rachmat Pauji, mahasiswa S3 di Universitas Ankara.

Daerah-daerah yang disebutkan tadi berdekatan dengan wilayah perbatasan Suriah yang dilanda perang sipil dan yang diserang oleh sejumlah negara dengan sasaran kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.

"Tetapi untuk di Ankara sendiri, inilah merupakan salah satu catatan sejarah tersendiri karena merupakan pusat kota dan berada di tengah letak geografis yang sangat mungkin sulit untuk dijangkau oleh para teroris," tambah Dicky dalam wawancara Senin (12/10/2015).

Penyelidikan

Kota Turki yang mengalami serangan bom besar tahun ini adalah Suruc, sekitar 10 km dari Kobani di Suriah. Di Kobani, pejuang Kurdi dan ISIS bertempur untuk memperebutkan kota.

Adapun Ankara terletak sekitar 585 km dari Suruc.

Pengeboman dengan sasaran pawai damai antara lain untuk menyerukan agar serangan militer Turki terhadap kelompok Kurdi PKK hingga hari ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan penyelidikan dipusatkan pada ISIS.

"Kalau kecurigaan ISIS dilandasi beberapa kejadian sebelumnya di daerah Turki timur yang melandasi mereka bahwa ini adalah salah satu pekerjaan ISIS," kata Dicky Rachmat Pauji dalam wawancara dengan wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir.

Namun demikian, lanjutnya, berkembang pula kecurigaan bahwa aksi itu didalangi pemerintah, atau didalangi oleh Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang menginginkan berdirinya negara untuk kelompok minoritas Kurdi.

Walaupun hingga kini belum jelas siapa pelaku dan motif serangan, yang sudah jelas, menurut Dicky Rachmat Pauji yang telah bermukim di Turki selama enam tahun terakhir, pengeboman telah mengubah suasana di sejumlah sudut kota.

"Suasana setelah itu tidak seperti biasanya, apalagi malam harinya sekitar pukul 22.00 hingga 00.00 banyak pedagang pasar malam di daerah tersebut. Ada sebagian yang buka tetapi kebanyakan tidak karena mengantisipasi (jika ada) bom-bom selanjutnya," kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com