Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Akan Gelar Parade Militer Besar-besaran

Kompas.com - 10/10/2015, 09:17 WIB
KOMPAS.com- Korea Utara akan menggelar salah satu perayaan terbesarnya untuk memperingati 70 tahun berdirinya Partai Pekerja yang berkuasa.

Prosesi kendaraan bersenjata dan peluru kendali balistik akan melintasi Pyongyang disertai dengan parade barisan tentara.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan menghadiri upacara tersebut, namun tak ada pemimpin dunia lain yang datang.

Menurut pengamat, acara ini akan menjadi perhatian untuk melihat kemungkinan kemunculan senjata militer baru.

Saat pemerintah mengumumkan acara ini pada awal tahun, mereka mengatakan akan ada senjata "canggih" yang sesuai untuk pertempuran di era modern.

Belum diketahui apakah Kim Jong-un, cucu dari pemimpin pertama Korea Utara, Kim Il-sung, akan berbicara pada peringatan ini, meski acara ini diperkirakan akan digunakan untuk mengirim sinyal perlawanan baik pada Korea Selatan maupun Amerika Serikat.

Pejabat berwenang belum memberikan penjelasan detil tentang perayaan Sabtu ini, meski ribuan warga Pyongyang sudah terlihat di alun-alun dan lapangan di seluruh kota, berlatih untuk pawai obor yang akan digelar pada malam hari.

Sebuah panggung juga sudah didirikan di sungai untuk menampilkan Band Moranbong - grup musik paling populer di Korea Utara yang semua anggotanya perempuan.

China, sekutu terdekat Korea Utara, sudah mengirim pejabat Partai Komunis senior untuk menghadiri perayaan ini.

Uji coba nuklir

Program nuklir Korea Utara sudah sejak lama menjadi kekhawatiran di kawasan sekitarnya.

Pyongyang diduga sudah melakukan tiga kali uji coba nuklir di bawah tanah dan akan melakukan yang keempat, meski ada ancaman sanksi dan kutukan internasional.

Bulan lalu, Pyongyang mengatakan bahwa mereka mengoperasikan lagi fasilitas nuklir utama Yongbyon dan tengah meningkatkan senjata nuklirnya "baik dari segi jumlah maupun kualitas".

Korea Utara mengklaim sudah membuat senjata nuklir yang cukup kecil untuk dimasukkan dalam hulu ledak rudal.

Meski begitu, pejabat AS menyatakan keraguannya terhadap klaim ini. Pakar mengatakan bahwa sulit untuk menilai kemajuan yang dicapai oleh Korea Utara dalam membuat senjata miniatur.

Secara teknis, Korea Utara dan Selatan tetap berada dalam kondisi perang karena perang 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com