Selama enam bulan serangan udara yang dipimpin Arab Saudi dengan target pemberontakan Huthi yang didukung Iran di Yaman, sebanyak 505 anak tewas dan 702 lainnya terluka. Demikian kata Christophe Boulierac, juru bicara agensi anak-anak pada PBB.
"Ini data konservatif," kata Boulierac kepada wartawan di Geneva.
Dia mengatakan, anak-anak terbunuh dalam pengeboman dan pertempuran di jalanan.
"Kondisi anak-anak memburuk setiap hari dan itu mengerikan," katanya.
Ia juga menyesalkan peningkatan tajam dalam perekrutan anak-anak sebagai tentara di negeri yang rusak oleh perang itu. Sejauh ini, kasus anak-anak yang dijadikan tentara mencapai 606 orang, naik empat kali lipat dari tahun 2014 sebanyak 156 kasus.
"Anak-anak di Yaman dimanfaatkan oleh kelompok bersenjata untuk menjaga pos pemeriksaan atau membawa senjata," kata Boulierac seraya menambahkan bahwa perekrutan dilakukan oleh kedua belah pihak, kelompok pemberontak dan tentara pemerintah.
Menurut dia, di negara miskin tersebut, dengan 80 persen dari populasi di bawah usia 18 tahun, sekitar 10 juta anak sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Selain dijadikan tentara, anak-anak di Yaman banyak yang mengalami gizi buruk. Kondisi ini memang sudah terjadi sebelum perang saudara meletus. Namun, sekarang kondisinya kian parah.
Menurut Boulierac, saat ini jumlah anak penderita gizi buruk mencapai 537.000 anak, naik dari sebelum konflik, yakni sebanyak 160.000 anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.