Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Pembangunan Masjid di Australia Dibubarkan Ratusan Orang

Kompas.com - 18/09/2015, 04:33 WIB

VICTORIA, KOMPAS.com - Peter Cox, Wali Kota Bendigo di pedalaman Victoria, Australia, Peter Cox mengaku syok karena aksi sekitar 150 orang dari kelompok anti-Islam yang membubarkan rapat pemerintah kota setempat, Rabu (16/9/2015) malam. Ia terpaksa dikawal polisi meninggalkan ruangan pertemuan.

Saat dihubungi hari Kamis (17/9/2015), Wali Kota Peter Cox mengatakan suasana rapat tentang kelanjutan rencana pembangunan masjid Kota Bendigo itu sangat gaduh dengan teriakan dari orang yang memenuhi ruangan balai kota.

"Kami tidak bisa meneruskan rapat, dan saya skors rapatnya sekitar setengah jam untuk memanggil polisi. Saat itulah mereka berteriak-teriak sehingga diputuskan rapat tidak diteruskan," jelas Wali Kota Cox.

Menurut pengamatan ABC, sekitar 150 orang hadir dalam rapat yang dihadiri para pejabat Kota Bendigo dan akan membahas kelanjutan rencana pembangunan masjid pertama di kota itu.

Aksi mereka sudah mulai tampak sejak sebelum rapat dimulai. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menolak kehadiran masjid.

Mereka meneriaki para pejabat setempat dengan kata-kata anti Islam serta kata-kata melecehkan lainnya. Wali Kota Cox bahkan diteriaki "pengkhianat" dan "mundur saja" oleh oknum kelompok tersebut.

Wali Kota Cox mengaku hal itu bukan serangan secara pribadi terhadapnya. Namun ia mengatakan sangat kecewa oleh apa yang dia gambarkan sebagai "perilaku intimidasi" dari para pemrotes.

Tokoh yang menentang kehadiran masjid di Bendigo, Julie Hoskin, yang turut hadir di ruangan pertemuan itu Rabu malam (16/9/2015), mengaku aksi protes ini sama sekali tidak direncanakan.

"Tidak direncanakan, tapi jika melihat perlakukan wali kota dan pejabat lainnya terhadap warga, mereka kelewat batas," katanya.

Menurut Wali Kota Cox, perilaku yang ditunjukkan para pemrotes itu sebenarnya menunjukkan keterbatasan pengetahuan mereka mengenai demokrasi.

"Mereke meminta referendum untuk menentukan "Apakah boleh atau tidak boleh mendirikan masjid di Bendigo "- padahal keputusannya sudah dibuat oleh pemerintah kota pada Juni 2014," katanya.

"Lalu, sudah berada di peradilan VCAT (Victorian Civil and Administrative Tribunal) selama 12 bulan, dan peradilan ini juga menyetujui permohonan (pendirian masjid)," tambah Wali Kota Cox.

"Pemerintah Kota tidak memiliki wewenang menyelenggarakan referendum, dan jika pun ada wewenang itu, saya ragu pertanyaan "Apakah boleh atau tidak boleh mendirikan masjid di Bendigo" sesuai konstitusi," katanya.

Wali Kota Cox menjelaskan, Pemerintah Kota Bendigo saat ini dalam posisi menunggu apakah keputusan VCAT (yang menyetujui permohonan izin pendirian masjid) akan digugat lebih lanjut atau tidak.

"Mereka punya batas waktu 28 hari untuk mengajukan banding ke peradilan lebih tinggi, mereka telah melakukannya namun tidak secara baik, sehingga kami menunggu apakah mereka akan mengajukan gugatan lanjutan," kata Wali Kota Cox.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com