Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiada Kandidat Muslim di Partai Aung San Suu Kyi Jelang Pemilu Myanmar

Kompas.com - 08/09/2015, 18:01 WIB
MYANMAR, KOMPAS.com - Menjelang Pemilihan Umum Myanmar pada 8 November mendatang, partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi diketahui tidak memiliki satupun kandidat muslim di antara lebih dari 1.000 kandidat.

Fakta itu terungkap setelah koresponden BBC di Myanmar, Jonah Fisher, memeriksa daftar kandidat Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Daftar itu memuat 1.151 kandidat yang bakal bertarung dalam pemilihan umum nasional maupun daerah pada 8 November nanti.

Mengapa demikian? Jonah Fisher mewawancarai Sithu Maung, salah satu aktivis muslim berusia 29 tahun yang mendirikan Konfederasi Persatuan Mahasiswa.

Sithu Maung menjadi anggota NLD setelah dipenjara selama empat tahun akibat terlibat dalam demonstrasi antipemerintah pada 2007.

Namun, dia ditolak NLD ketika melamar menjadi kandidat anggota parlemen. Sithu Maung curiga bahwa agama yang dianutnya merupakan faktor.

“Saya berharap NLD memberikan kesempatan yang adil dan setara bagi semua kandidat yang mampu tanpa diskriminasi pada agama dan ras mereka,” ujarnya.

Ketika hal ini ditanyakan kepada Tin Oo, salah satu pendiri NLD, dia mengatakan penyebabnya adalah aturan kewarganegaraan Myanmar yang kompleks. Adapun Aung San Suu Kyi tidak menanggapi permintaan wawancara dengan BBC.

Biksu garis keras

Alasan mengapa NLD tidak memasukkan figur muslim ke dalam daftar kandidatnya, menurut analis dan aktivis, ialah karena partai tersebut khawatir tidak populer seiring dengan munculnya ancaman kubu biksu garis keras. Kekhawatiran itu menguat lantaran NLD digadang-gadang bakal memenangi pemilu.

Salah satu tokoh sentral di kubu biksu garis keras ialah Ashin Wirathu. Pada 2003 dia pernah dipenjara atas tuduhan menghasut ketegangan agama. Kini, dia telah keluar dari bui dan menyebarkan pesan ancaman kepada siapapun yang membela hak-hak kaum muslim.

Bahkan, dia mengklaim kemenangan setelah pemerintah Myanmar mencabut "dokumen putih" yang mengizinkan penduduk sementara untuk memilih.

"Dokumen putih" dikeluarkan pada 2010 oleh bekas pemerintahan junta militer Myanmar agar warga Rohingya dan etnik minoritas lainnya bisa memilih dalam pemilihan umum.

“Kami tidak ingin ada orang asing di parlemen,” kata Wirathu kepada kantor berita AFP, merujuk kaum muslim Rohingya.

Kehilangan keberanian

Kenyataan bahwa NLD tidak memiliki kandidat muslim ditanggapi warga muslim Myanmar dengan nada kecewa, sebagaimana tampak di kawasan Masjid Joon di daerah Mandalay.

Menurut Khin Maung Win, salah seorang pemuka masyarakat di sana, masyarakat di kawasan itu telah lama mendukung NLD.

“Tampaknya kaum muslim tidak diterima sama sekali. Dalam demokrasi sejati, kami memiliki hak untuk memilih,” ujarnya.

Kekecewaan dan kritik juga dialamatkan dua aktivis muslim Mya Aye dan Myat Thu. Semula, mereka ingin menjadi kandidat parlemen dari NLD. Namun, menjelang kampanye pemilu, mereka mengundurkan diri karena sikap NLD terhadap minoritas.

“Ironi memang. Dia (Aung San Suu Kyi) pernah mengatakan dia bebas dari ketakutan. Dan kini dia takut. Saya pikir dia kehilangan keberaniannya,” kata Myat Thu kepada BBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com