Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pria yang Ditangkap Bukan Pelaku Utama Bom di Bangkok

Kompas.com - 04/09/2015, 21:34 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com — Kepolisian Thailand menyatakan, dua orang yang ditangkap terkait serangan bom di Bangkok diyakini bukanlah tersangka utama. Kedua tersangka, Adam Karadag dan Yusufu Mieraili, diduga bagian dari kelompok di belakang aksi ledakan yang terjadi pada 17 Agustus itu.

"Bukti telah menunjukkan bahwa Yusufu bukanlah orang yang mengenakan kaus kuning," kata juru bicara kepolisian nasional, Prawut Thavornsiri, dalam konferensi pers di Bangkok, Jumat (4/9/2015).

Sebelumnya, berdasarkan kamera pemantau atau CCTV, pelaku adalah pria berkaus kuning. Pria tersebut meletakkan ransel di Erawan sesaat sebelum ledakan.

Prawut menambahkan, "tak ada yang mengonfirmasi" bahwa Karadag adalah tersangka utama. Hal itu mengacu pada tes DNA, tanpa penjelasan tentang pemeriksaan tepat yang sudah dilaksanakan.

Setelah hampir dua minggu penyelidikian berjalan tanpa kemajuan yang berarti, pada Sabtu lalu, polisi Thailand menangkap Karadag dalam penggerebekan di apartemennya di pinggiran timur Bangkok. Tiga hari kemudian, polisi menangkap Mieraili di perbatasan Kamboja. Kedua pria itu menjadi tersangka atas kepemilikan senjata bom ilegal, kata Prawut, Jumat lalu.

Namun, otoritas setempat menolak menyebutkan kewarganegaraan kedua tersangka itu karena keduanya diyakini menggunakan identitas palsu, dan masih dikonfirmasikan dengan kedutaan sesuai dengan paspor mereka. Karadag menggunakan belasan paspor palsu Turki, sedangkan Mieraili memakai paspor China.

Sementara itu, tujuh orang dicari atas kejahatan pengeboman itu, termasuk seorang warga negara Turki bernama Emrah Davutoglu, Rabu lalu. Penyebutan warga negara tersangka pengeboman tadi merupakan hal pertama bagi otoritas Thailand.

Motif pengeboman itu masih menjadi misteri. Namun, menurut spekulasi, kuil Hindu menjadi target sebuah jaringan yang simpati terhadap pengungsi dari minoritas Uighur di China. Pada Juli lalu, Thailand mendeportasi paksa 109 warga Uighur ke China, membuat marah pendukung minoritas tersebut. Sebab, mereka yang dideportasi akan kembali menghadapi penyiksaan dan represi di negerinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com