Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Besar di Malaysia Memasuki Hari Kedua

Kompas.com - 30/08/2015, 10:54 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Puluhan ribu warga Malaysia diperkirakan akan melanjutkan aksi protes di Kaula Lumpur hari Minggu (30/8/2015) ini untuk mendesak Perdana Menteri Najib Razak mundur dari jabatannya karena diduga telah terlibat dalam skandal keuangan.

Sabtu kemarin para pengunjuk rasa tidak terpengaruh dengan kehadiran banyak polisi yang menyebut aksi mereka itu ilegal. Para demonstran marah dengan adanya aliran dana sebesar 700 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,8 trilun lebih ke rekening bank pribadi Razak dari sejumlah donor asing yang tidak disebutkan namanya.

Razak berkali-kali membantah telah melakukan kesalahan. Dia malah mengatakan, para demonstran telah menodai citra Malaysia.

Polisi memperkirakan sekitar 25.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi pada Sabtu kemarin. Namun Bersih, kelompok pro-demokrasi di balik aksi unjuk rasa itu, mengatakan sekitar 200.000 orang telah ambil bagian pada puncak unjuk rasa itu kemarin.

Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad secara mengejutkan muncul pada Sabtu malam. Mahatir mengatakan kepada para pengunjuk rasa yang bersorak saat melihat dia muncul agar "melanjutkan" aksi. Dia mendukung desakan agar Najib mundur.

Massa pengunjuk rasa berkurang jumlahnya pada malam hari, tetapi banyak yang tidur di jalanan dan siap melanjutkan aksi hari kedua hari ini. Aksi itu dijadwalkan akan berlangsung hingga Minggu malam.

"Mereka yang mengenakan pakaian kuning itu... mereka ingin mendiskreditkan nama baik kita, mencoreng wajah Malaysia di mata dunia," kata Najib sebagaimana dikuti kantor berita nasional Bernama.

Tuduhan utama terhadap Razak adalah bahwa dia mendapat aliran dana sebesar 700 juta dollar dari 1MDB, sebuah perusahaan milik negara yang didirikan tahun 2009 guna mencoba menjadikan Kuala Lumpur sebagai pusat keuangan. Razak sendiri menduduki jabatan penting di perusahaan itu.

Para menteri kabinetnya telah mengatakan bahwa dana tersebut merupakan "sumbangan politik" dari sumber-sumber yang tidak diidentifikasi di Timur Tengah, dan bahwa tidak ada yang salah dengan hal itu. Keterangan yang diberikan hanya sebatas itu, tidak ada rincian lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber bbc.co.uk
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com