Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Balkan Desak Uni Eropa Atasi Krisis Migran

Kompas.com - 27/08/2015, 16:38 WIB

VIENNA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Serbia dan Macedonia, Kamis (27/8/2015), menyerukan sebuah aksi dari Uni Eropa untuk mengatasi krisis migran. Seruan itu disampaikan dalam sebuah KTT para pemimpin Balkan di Vienna, Austria yang juga dihadiri Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Kedua negara Balkan itu kini menjadi wilayah transit puluhan ribu migran yang lari dari negara mereka untuk mengadu nasib di wilayah Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami menghadapi krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II. Ini benar-benar merupakan sebuan migrasi manusia dan Serbia menjadi negara transit," kata Menlu Serbia, Ivica Dadic, dalam jumpa pers di Vienna.

"Ini adalah masalah yang harus dihadapi Uni Eropa dan kami (Serbia dan Macedonia) dengan sebuah rencana aksi," tambah Dadic.

"Saya kira Uni Eropa yang harus menyampaikan rencananya terlebih dahulu. Saya harus jujur di sini. Kami yang menanggung beban dari masalah ini," lanjut Dadic.

Pernyataan Dadic itu didukung Menlu Macedonia Nikola Poposki. Dia mengatakan, negerinya saat ini harus menghadapi rata-rata 3.000 orang migran setiap hari yang datang dari Yunani, negara anggota Uni Eropa.

"Kami tak bisa melanjutkan pekerjaan dengan uang 90.000 euro (Rp 1,4 miliar) yang kami terima sejauh ini dan kami kemungkinan juga tak bisa mencapai target dengan uang 1 juta euro yang baru saja dijanjikan," ujar Poposki.

"Kecuali kami mendapatkan sebuah jawaban dari Uni Eropa terkait isu ini, sehingga tak seorangpun dari kami hidup di bawah angan-angan bahwa masalah ini akan teratasi," lanjut Poposki.

Saat ini ribuan orang migran sudah melintasi perbatasan Serbia menuju Hungaria. Setidaknya 2.500 orang migran masuk ke Hungaria dari Serbia setiap hari.

Kondisi ini membuat jumlah migran dan pencari suaka yang memasuki Hungaria melampaui 140.000 orang. Akibatnya, Hungaria tengah mempertimbangkan untuk mengerahkan militer demi mengendalikan banjir migran itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com