Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkel: Tiada Toleransi untuk Pembenci Migran

Kompas.com - 27/08/2015, 13:23 WIB
KOMPAS.com - Kanselir Angela Merkel mendesak rakyat Jerman untuk menentang demonstrasi antimigran yang memalukan. Desakan itu dia kemukakan saat mengunjungi pusat penampungan sementara pencari suaka di Heidenau, dekat Dresden.

“Tiada toleransi bagi orang-orang yang mempertanyakan martabat orang lain. Tiada toleransi bagi mereka yang tidak sudi menolong ketika bantuan manusia dan hukum diperlukan,” kata Merkel kepada wartawan.

Dia menyebut protes yang disertai aksi kekerasan sebagai memalukan dan keji.

Pekan lalu, milisi kelompok kanan melempar botol dan mercon dalam unjuk rasa yang berlangsung berhari-hari menentang tempat penampungan sementara pencari suaka di kota Heidenau. Lebih 30 perwira polisi dilaporkan cedera karena kejadian tersebut.

Selain di Heidenau, tempat penampungan sementara bagi para pencari suaka habis terbakar di Nauen, sebelah barat Berlin. Penyelidik yakin bahwa kebakaran dilakukan dengan sengaja. Tak ada yang terluka dalam peristiwa ini.

Lepas dari aksi demonstrasi menentang pencari suaka dan pengungsi, pemerintah Jerman menyatakan tengah mempertimbangkan permohonan pencari suaka asal Suriah.

Dengan demikian, pemerintah Jerman membekukan aturan Dublin yang dibuat Uni Eropa. Aturan itu menegaskan setiap pencari suaka harus mengisi lamaran di negara anggota Uni Eropa pertama yang mereka capai, bukan negara tujuan.

Untuk itu, pemerintah pusat Jerman sedang berencana memberi setiap daerah 500 juta euro tahun ini untuk membantu kedatangan para migran.

Kapal migran

Sementara itu, Dinas Penjaga Pantai Italia mengatakan terdapat 50 jenazah di kapal pengangkut migran yang dicegat di lepas pantai Libya, Afrika utara, Rabu (26/8/2015).

Tidak disebutkan penyebab tewas puluhan orang tersebut. Namun, sejumlah media Italia melaporkan kematian amat mungkin disebabkan kekurangan oksigen.

Di antara para jenazah, terdapat sedikitnya 430 migran di dalam kapal itu. Mereka kemudian diselamatkan oleh kapal penjaga pantai Swedia, Poseidon, melalui kerja sama dengan badan perbatasan Uni Eropa alias Frontex.

Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 250.000 migran telah menyeberang dari Afrika ke Eropa tahun ini. Saat menyeberang, lebih dari 2.000 migran meninggal.

Data itu sesuai dengan fakta di lapangan. Operasi penyelamatan pada Rabu merupakan satu dari 10 operasi serupa yang berlangsung bersamaan di lepas pantai Libya, kata penjaga pantai Italia.

Para penyelundup manusia di Libya diyakini tengah memanfaatkan kesempatan manakala gelombang laut sedang tenang untuk mengirimkan perahu-perahu pengangkut migran ke Eropa.

Permasalahan migran ini akan menjadi bahan diskusi para pemimpin negara anggota Uni Eropa di Wina dalam waktu dekat. Diskusi itu juga melibatkan pemimpin negara-negara kawasan Balkan mengingat ribuan migran menggunakan jalur Balkan menuju Eropa.

Awal pekan ini, polisi Makedonia menggunakan granat kejut setelah ribuan migran menembus barisan polisi di perbatasan Yunani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com