Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasisme dan Dendam Hantui Pembunuh Dua Wartawan di AS

Kompas.com - 27/08/2015, 12:44 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Vester Flanagan, yang membunuh dua wartawan AS, Rabu (26/8/2015), dan tampaknya telah merekam pembunuhan tersebut, menampilkan sosok dirinya dalam sejumlah tweet sebagai orang bermasalah. Hal itu dilakukan setelah kematian kedua orang tersebut dan tertera dalam manifesto setebal 23 halaman yang dikirim ke televisi ABC News.

Flanagan juga dikenal dengan nama Bryce Williams saat siaran. Pria Afrika-Amerika berusia 41 tahun itu mengatakan, dirinya telah berusaha untuk membalas ketidakadilan rasial dan ketimpangan yang menurut dia telah merugikan dirinya. Sejumlah tweet dan manifestonya menggambarkan bahwa dirinya sangat terganggu oleh rasisme dan haus akan balas dendam.

Flanagan menembak dan menewaskan reporter Alison Parker (24) dan juru kamera Adam Ward (27) dari jarak dekat saat keduanya melakukan wawancara yang disiarkan langsung pada Rabu pagi. Kedua orang itu bekerja untuk WDBJ, jaringan televisi afiliasi CBS Virginia di Roanoke. Flanagan sendiri pernah bekerja di sana, tetapi kemudian dipecat.

Flanagan melarikan diri dari tempat kejadian. Mobilnya kemudian ditemukan keluar dari jalan raya, setelah dia tampaknya menembak dirinya sendiri. Flanagan kemudian meninggal di sebuah rumah sakit di Virginia utara di luar Washington.

Dalam serangkaian tweet, Flanagan membeberkan sekilas motivasinya. Dia mem-posting bahwa "Alison telah membuat sejumlah komentar rasial" dan mengklaim bahwa Ward telah melaporkan dirinya ke bagian sumber daya manusia (SDM) di kantor.

Namun, dalam sebuah manifesto yang diterima ABC News, Flanagan menyebut penembakan mematikan baru-baru ini di sebuah gereja di Charleston, South Carolina, yang menewaskan sembilan orang kulit hitam, merupakan hal yang mendorongnya melakukan aksi tersebut.

"Penembakan di gereja itu merupakan titik kritis ... tetapi kemarahan saya telah bertumpuk-tumpuk," katanya. "Mengapa saya melakukannya? Saya menyetor dana untuk membeli sebuah pistol pada 19 Juni 2015. Penembakan di gereja di Charleston terjadi pada 17 Juni 2015 ...."

Flanagan lahir pada tahun 1973. Dia lulusan San Francisco State University. Warga asal Oakland itu mengatakan, dirinya menderita sepanjang kariernya sebagai seorang pria kulit hitam dan seorang gay. Dalam manifesto itu, yang Flanagan sebut sebagai "Pesan Bunuh Diri untuk Teman-teman dan Keluarga," dia mengeluhkan diskriminasi rasial dan intimidasi terhadap dirinya "karena menjadi seorang gay dan pria kulit hitam."

Flanagan mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dia telah menyampaikan keberatan terhadap Parker.

"Vester seorang yang tidak bahagia. Kami mempekerjakan dia sebagai reporter. Dia memiliki sejumlah bakat dan pengalaman terkait hal itu," kata General Manager WDBJ Jeffrey Marks.

Flanagan bergabung dengan stasiun televisi itu pada Maret 2012, dan dipecat pada Februari 2013. Saat dipecat, dia dikawal keluar dari pintu kantor televisi itu oleh polisi.

"Dia dengan cepat mencatatkan reputasi sebagai seseorang yang sulit untuk bekerja sama. Dia tipe orang yang suka cari masalah," kata Marks. "Akhirnya, setelah banyak insiden terkait kemarahannya, kami memecatnya. Dia tidak menerima hal itu dengan baik," tambahnya.

Flanagan bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat. Dia juga juga sempat bekerja di bidang lain, yang tidak terkait jurnalistik. Sebelum diterima di WDBJ, dia menghabiskan delapan tahun di bidang yang bukan jurnalisme.

Dari tahun 1993 hingga 2005, dia bekerja di KPIX, yang berafiliasi dengan CBS di San Francisco.

Dalam profilnya di LinkedIn, yang terdaftar atas nama Bryce Williams, Flanagan menulis bahwa dia telah bekerja di beberapa stasiun televisi di AS sejak pertengahan 1990-an serta dalam bidang pemasaran dan hubungan pelanggan.

Sejumlah rekan kerjanya di WTWC, yang berafiliasi dengan NBC di Tallahassee, Florida, mulai melihat perilaku Flanagan yang aneh ketika dia bekerja di sana sekitar tahun 2000. "Dia bagus dalam siaran, seorang reporter yang cukup bagus, dan kemudian mulai sedikit aneh," kata wartawan Don Shafer kepada stasiun berita San Diego. Shafer sekarang menjadi direktur bidang pemberitaan.

Flanagan menyeret WTWC ke pengadilan karena tuduhan diskriminasi. Dia mengaku telah dipanggil dengan sebutan "monyet" di tempat itu.

Dalam manifesto-nya, Flanagan mengatakan, kemarahannya sudah sejak lama. "Kemarahan saya telah menumpuk. Saya telah menjadi tong mesiu berjalan yang hanya menunggu waktu untuk BOOM!!!!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com