Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Kesepakatan Damai Sudan Selatan Diteken

Kompas.com - 26/08/2015, 18:49 WIB

JUBA, KOMPAS.com - Para pemimpin regional Afrika , Rabu (26/8/2015), berkumpul di ibu kota Sudan Selatan, Juba, untuk menyaksikan Presiden Salva Kiir menandatangani kesepakatan damai untuk mengakhiria konflik selama 20 bulan.

Pekan lalu, Kiir masih menunda penandatanganan kesepakatan ini. Pria yang memimpin Sudan Selatan sejak memisahkan diri dari Sudan pada 2011 itu meminta lebih banyak waktu untuk konsultasi di Addis Ababa, Etiopia.

Namun, langkah Kiir itu menuai ancaman PBB yang mengatakan jika dalam dua pekan kesepakatan damai tak diteken maka organisasi dunia itu akan menjatuhkan sanksi bagi negeri termuda di dunia tersebut.

Menlu Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin mengatakan penandatanganan kesepakatan akan dilakukan saat para pemimpin Afrika berkunjung ke Juba. Namun, saat itu Presiden Kiir juga akan menyampaikan sederet syarat terkait pembagian kekuasaan dengan seterunya, pemimpin pemberontak Riek Machar.

Perang saudara Sudan Selatan pecah pada Desember 2013 sebagai buntut perebutan kekuasaan antara Riek Machar yang berasal dari etnik Nuer dengan Kiir yang merupakan warga etnis Dinka yang dominan.

Perang saudara di negeri miskin itu selanjutnya lebih merupakan perang antara kedua etnis tersebut. Riek Machar, yang sudah terlebih dahulu meneken kesepakatan damai, adalah wakil presiden Sudan Selatan hingga dipecat Salva Kiir pada 2013.

Dengan ditandatanganinya kesepakatan damai itu, maka Machar kemungkinan besar akan kembali menduduki jabatan lamanya, yaitu wakil presiden.

Penandatangan perdamaian itu menurut rencana akan disaksikan Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Presiden Uganda Yoweri Museveni dan Perdana Menteri Etiopia Hailemariam Desalegn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com