Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Ini, 2 Perempuan AS Lulus Pelatihan Pasukan Khusus Ranger

Kompas.com - 18/08/2015, 20:20 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua perempuan AS pada Jumat (21/8/2015), akan menjadi perempuan pertama yang lulus dari akademi pasukan khusus Rangers. Demikian pernyataan AD Amerika Serikat.

Para lulusan sekolah ini merupakan para prajurit yang paling tangguh dengan stamina fisik paling fit di AD Amerika Serikat. Mereka dilatih memiliki keahlian pasukan payung dan operasi udara.

Namun, para perempuan yang akan lulus pada pekan ini belum akan diizinkan bergabung dengan Resimen Ranger ke-75 yang belum mencabut larangan bagi prajurit perempuan bertugas di garis depan.

Namun, unit-unit angkatan darat lain prajurit perempuan sudah mulai diperbolehkan bertugas di garis depan dalam sebuah pertempuran.

Tahun ini, sekolah pasukan khusus Ranger untuk pertama kalinya menerima prajurit perempuan. Langkah ini menyusul permintaan Presiden Barack Obama kepada Pentagon untuk memerintahkan semua cabang angkatan bersenjata membuka peluang bagi perempuan ikut bertempur di garis depan pada 2016.

"Selamat untuk semua prajurit Rangers. Semua lulusan sekolah Ranger telah menunjukkan ketangguhan fisik dan mental untuk memimpin organisasi ini di berbagai level," demikian Panglima AD, John McHugh.

"Pelatihan ini membuktikan bahwa semua prajurit, apapun jenis kelaminnya, bisa menunjukkan potensi terbaik mereka," lanjut McHugh.

Sebanyak 19 orang perempuan bergabung dalam pelatihan berat selama 61 hari sejak April lalu namun sebagian besar tereliminasi. Satu dari mereka diberi kesempatan untuk mengikuti kembali pelatihan keras ini.

Dalam prosesnya, semua prajurit berlatih 20 jam sehari dan hanya diberi waktu tiga jam untuk beristirahat. Dalam salah satu sesi latihan mereka harus melakukan patroli jalan kaki sejauh 200 kilometer sambil membawa peralatan seberat 90 kilogram.

Jumlah perempuan di mencapai 15 persen dari seluruh personel angkatan bersenjata AS. Angkatan darat, laut dan udara masih meminta agar perempuan dilarang untuk menjalankan tugas tertentu, salah satunya bertempur di garis depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com