Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pencari Suaka Asal Eritrea Jadi Tersangka Penikaman di Toko Ikea Swedia

Kompas.com - 11/08/2015, 18:33 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Dua tersangka penyerangan pisau di sebuah toko Ikea di Swedia yang menewaskan dua orang adalah pencari suaka asal Eritrea. Demikian disampaikan kepolisian Swedia, Selasa (11/8/2015).

Polisi menambahkan, salah seorang dari dua tersangka itu membantah keterlibatannya dalam insiden yang terjadi di kota Vasteras, wilayah tengah Swedia. Deputi jaksa penuntut Swedia Eva Moren, kepada jurnalis, mengatakan sejauh ini motif penyerangan yang terjadi pada Senin (10/8/2015), masih belum jelas.

"Kedua tersangka berasal dari Eritrea. Selama ini mereka tinggal di pusat penampungan pencari suaka," ujar Moren sambil menambahkan kedua tersangka saling mengenal satu sama lain.

"Kami belum tahu soal motif penyerangan, investigasi polisi yang akan mengungkap motif itu," lanjut Moren yang belum mengungkap identitas tersangka.

Dalam insiden penikaman itu, dua pengunjung toko Ikea yaitu seorang perempuan berusia 55 tahun dan putranya yang berusia 28 tahun tewas. Kedua korban berasal dari kota Skelleftea, wilayah utara Swedia.

Salah seorang tersangka yang berusia 23 tahun membantah keterlibatannya dalam insiden tersebut.

Sedangkan seorang tersangka lainnya, kelahiran 1979, masih dalam kondisi kritis di rumah sakit akibat luka tikaman dan tengah menjalani operasi kedua. Sejauh ini belum diketahui bagaimana pria itu bisa terluka.

"Kondisinya stabil namun masa kritis belum berlalu," kata Eva Lindahl, juru bicara otorita kesehatan regional.

Kedua tersangka ditahan tak lama setelah serangan terjadi. Tersangka berusia 23 tahun ditahan di sebuah halte bus di luar Ikea. Sedangkan tersangka lainnya ditemukan dalam kondisi terluka di dalam toko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com