Lewat program yang diluncurkan tersebut, para pekerja diajak untuk menciptakan lingkungan tempat kerja yang ramah dan nyaman bagi para pekerja yang memiliki dan membawa bayinya untuk diberi ASI.
Di Australia, 96 persen wanita melakukan ASI eksklusif. Tetapi setelah bayi berusia lima bulan, angka ini turun drastis menjadi 15 persen.
Sekitar satu di antara empat wanita di Australia kembali bekerja setelah enam bulan melahirkan. Karenanya, ketua Asosiasi Menyusui Australia Rebecca Naylor mengatakan program ini mengajak agar tempat kerja mendukung ibu-ibu pekerja yang menyusui.
Para pengusaha diajak untuk menciptakan lingkungan di mana para karyawan yang memiliki bayi bisa menyusui di tempat kerja.
"Kami tahu bahwa jika 90 persen dari bayi diberi ASI eksklusif sampai enam bulan, maka kita menghemat biaya kesehatan nasional hingga $120 juta [atau sekitar Rp 1,2 triliun]," kata Naylor kepada ABC di Canberra.
Dewan Peneliti Kesehatan Nasional Australia dan Organisasi Kesehatan Dunia memang merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi, setidaknya selama enam bulan, sampai bayi bisa mengkonsumsi makanan padat.
Menurut Naylor ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu ibu menyusui di tempat kerja.
"Jika wanita (pekerja) ingin terus menyusui, mereka perlu tempat yang bersih dan sifatnya pribadi untuk menyusui anak mereka," ujarnya.
"Mereka membutuhkan kebijakan yang mendukung, seperti memberikan waktu istirahat untuk menyusui."
"Mereka juga membutuhkan budaya di tempat kerja yang mendukung ibu menyusui."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.