Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WikiLeaks: AS Mata-matai Politisi dan Konglomerat Jepang

Kompas.com - 31/07/2015, 19:39 WIB
TOKYO, KOMPAS.com - Situs WikiLeaks, Jumat (31/7/2015), merilis sejumlah dokumen yang menyatakan bahwa AS telah lama memata-matai para politisi, bankir dan para pengusaha papan atas Jepang, salah satunya adalah Mitsubishi.

Rilis dokumen yang mengungkap kegiatan mata-mata Badan Keamanan Nasional (NSA) ini menyusul pengungkapan sejumlah dokumen tentang kegiatan serupa yang dilakukan terhadap para pemimpin Jerman dan Perancis.

Jepang adalah salah satu sekutu penting AS di kawasan Asia-Pasifik. Secara reguler AS dan Jepang selalu membicarakan masalah pertahanan, ekonomi dan perdagangan.

"Laporan ini menunjukkan betapa dalamnya pengawasan AS terhadap pemerintah Jepang. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi intelijen dikumpulkan dari berbagai kementerian dan kantor pemerintah Jepang," demikian WikiLeaks.

"Dokumen-dokumen ini memaparkan pengetahuan mendalam AS terhadap masalah-masalah internal Jepang di sektir perdagangan, nuklir dan situasi politik serta hubungan diplomatik Tokyo dan Washington," tambah WikiLeaks.

WikiLeaks juga menyebut NSA mencegat informasi terkait strategi politik sensitif dan isi pertemuan rahasia perdana menteri yang digelar di kediaman Shinzo Abe.

WikiLeaks tidak menyebut adanya penyadapan telepon PM Abe namun sejumlah politisi senioer menjadi target termasuk Menteri Perdagangan Yoichi Miyazawa. Sementara itu, Gubernur Bank Jepang Haruhiko Kuroda juga dalam pengawasan AS.

Kabar soal kegiatan mata-mata AS ini muncul di saat-saat sensitif setelah pembicaraan tingkat tinggi dimulai pekan ini di Hawaii, AS yang bertujuan untuk menetapkan sebuah blok perdagangan bebas yang menguasai 40 persen perekonomian dunia.

AS, Jepang dan 10 negara Pasifik lainnya tengah berupaya untuk menyelesaikan kesepakatan paling ambisius dalam beberapa dekade terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com