Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tembak Mati Tokoh Militan Paling Ditakuti di Pakistan

Kompas.com - 29/07/2015, 18:06 WIB
MUZAFFARGARH, KOMPAS.com — Kepolisian Pakistan menembak mati salah seorang pemimpin militan Sunni paling ditakuti dan 13 orang pengikutnya dalam baku tembak pada Rabu (29/7/2015) dini hari.

Malik Ishaq, pria yang mengendalikan operasi Taliban Pakistan dan Lashkar-e-Jhanvi, adalah orang yang sangat ditakuti di Pakistan.

Dia diyakini sebagai dalang pembantaian minoritas Syiah Pakistan. Malik juga adalah orang yang mampu membuat para hakim bersembunyi dan bahkan menawari pria ini teh atau biskuit dalam sidang pengadilan.

Meski demikian, Malik yang diyakini berusia sekitar 55 tahun itu bebas beroperasi di Pakistan selama bertahun-tahun karena dinas intelijen negeri itu memelihara kelompok-kelompok militan Sunni pada 1980-1990-an untuk melawan ancaman Iran.

Rincian penembakan Maliq masih belum jelas, apalagi di Pakistan pembunuhan seorang tersangka kejahatan tanpa proses pengadilan kerap dilakukan polisi setempat, khususnya dalam sebuah penyergapan.

Dua hari sebelumnya, Malik sudah ditahan polisi karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan dua orang pemeluk Syiah. Demikian penjelasan seorang perwira polisi, Bakhtiar Ahmed.

"Pada Rabu dini hari, saat polisi hendak memindahkan Maliq dari sebuah penjara di kota Multan, sekelompok orang bersenjata menyergap konvoi polisi yang membawa Malik untuk membebaskannya," kata Ahmed.

Penyergapan itu memicu baku tembak yang berujung kematian Malik dan sedikitnya 13 orang pengikut pria itu, termasuk dua putra dan seorang wakilnya, Ghulam Rasool. Dalam pernyataan lain, polisi mengatakan sebanyak 14-15 orang teroris tak dikenal menyerang kendaraan polisi untuk membebaskan Malik Ishak.

Penyergapan itu terjadi saat konvoi polisi kembali dari sebuah kawasan di kota Muzaffargarh setelah melakukan penyitaan senjata api, bahan peledak dan detonator berdasarkan informasi yang diperoleh dari Malik dan beberapa pembantunya.

Seorang pejabat negara bagian Punjab, Shuja Khanzada mengatakan, baku tembak itu juga melukai enam orang petugas polisi. Sejauh ini, tak ditemukan saksi lain yang menyaksikan tembak-menembak itu.

"Malik Ishaq mendalangi berbagai aksi terorisme dan dia dibebaskan pengadilan karena kurangnya bukti. Akhirnya, sang simbol teror menemui takdirnya," ujar Khanzada kepada Associated Press.

Malik pernah ditahan pada 1997 dan dituduh melakukan lebih dari 200 kejahatan, termasuk pembunuhan 70 warga pemeluk Syiah. Namun, negara tak bisa menghukum Malik karena para saksi, jaksa, dan hakim sangat ketakutan sehingga tak bisa menjalankan tugas mereka masing-masing.

Meski kekurangan bukti, Malik Ishaq tetap mendekam di dalam penjara selama 14 tahun pada saat para jaksa memeriksa kasus-kasusnya dengan perlahan-lahan.

Pada 2009, Malik menunjukkan manfaatnya kepada tentara ketika dia diterbangkan dari penjara untuk bernegosiasi dengan berbagai kelompok militan yang menyerbut markas militer di Rawalpindi dan menyandera beberapa orang.

Pemerintah Pakistan kemudian dengan diam-diam membuat kesepakatan untuk membawa Malik ke kehidupan politik atau setidaknya memastikan dia tak menyerang pemerintah. Kesepakatan inilah yang membuat Malik bebas dari penjara pada 2011. Sejak saat itu Malik sudah berulang kali berurusan dengan polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com