Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2015, 17:53 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Kisah cinta tanpa batas seorang ibu untuk anaknya kali ini terlihat di kota Chongqing, China. Seorang ibu muda mencoba mencari biaya pengobatan putrinya dengan menjual pelukan.

Seorang perempuan muda sudah beberapa kali terlihat di stasiun kereta bawah tanah Chongqing yang sibuk untuk menjual pelukan demi mengumpulkan biaya pengobatan untuk putrinya yang menderita leukemia.

Chen Dejuan (28), nama ibu muda itu, rutin menjual pelukan setiap Jumat dan Sabtu di stasiun itu. Untuk menjajakan pelukannya, Chen memegang sebuah papan berbunyi "menjual pelukan untuk 10 yuan".

Chen berada di stasiun bersama putrinya yang berusia empat tahun bernama Nana, yang mengenakan respirator dengan kepala yang nyaris tak berambut.

Chen mengatakan, dia sebenarnya berasal dari Guangdong, sementara suaminya adalah penduduk asli Chongqing. Demikian dikabarkan situs China.com.

Mereka berdua bekerja di Shandong dan baru pada Mei lalu pasangan itu mengetahui kondisi kesehatan putri tunggal mereka. Saat itu, Nana tiba-tiba terjatuh, membuat bocah kecil itu harus menjalani pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit.

Nana sudah mendapatkan pengobatan dari beberapa rumah sakit di Shandong. Namun, Chen dan suaminya memutuskan agar Nana dikirim ke Chongqing yang memiliki rumah sakit dengan fasilitas lebih baik.

Selama beberapa bulan terakhir, pasangan ini sudah menghabiskan uang sebesar 70.000 yuan atau sekitar Rp 152 juta dari tabungan dan meminjam sanak saudara demi pengobatan si buah hati.

Dengan berjualan pelukan ini, Chen mendapatkan uang 600 yuan atau sekitar Rp 1,3 juta dalam satu jam. Beberapa warga memberinya uang tunai, dan beberapa warga mengirim uang secara elektronik setelah mengetahui kisah Chen dan Nana.

Chen mengatakan, upayanya menjual pelukan adalah pilihan terakhir karena dia dan suaminya kini sudah kebingungan untuk mencari biaya pengobatan Nana. "Cara ini (berjualan pelukan) membutuhkan keberanian yang luar biasa," ujar Chen.

Chen bukan satu-satunya warga China yang harus mencari cara alternatif mencari uang untuk menambah biaya pengobatan. Situasi ini menunjukkan kelemahan sistem kesehatan China, tempat banyak penduduk negeri itu kesulitan membayar biaya kesehatan yang sangat tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com