Ledakan itu menghancurkan banguna pusat kebudayaan di kota yang terletak tepat di seberang kota Kobani, Suriah yang pernah menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan Kurdi dan ISIS. Di hari yang sama, bom bunuh diri juga terjadi di kota Kobani.
Sebagian besar korban tewas adalah para mahasiswa dari berbagai penjuru Turki yang tengah mempersiapkan misi untuk membantu para pengungsi asal kota Kobani. Demikian penjelasan seorang petinggi sebuah partai Kurdi.
"Mereka berencana untuk membangun taman di Kobani, membagikan mainan untuk anak-anak dan mengecat dinding sekolah," ujar Alp Altinors, petinggi partai pro-Kurdi HDP.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang tengah berkunjung ke Siprus Utara mengecam insiden itu sebagai sebuah aksi teror. "Atas nama rakyat Turki, saya mengecam para pelaku aksi brutal ini. Aksi teror harus dikutuk tak peduli dari mana asalnya," kata Erdogan.
Sementara itu, seorang pejabat tinggi Turki menuding ISIS berada di belakang aksi berdarah itu. "Pemerintah Turki memiliki cukup alasan untuk meyakini bahwa pelaku aksi teror ini adalah ISIS," ujar pejabat itu.
Jika pernyataan ini terkonfirmasi maka serangan di Suruc ini adalah aksi pertama ISIS di Turki, yang dikenal sebagai salah satu negara terkuat di kawasan Timur Tengah yang juga adalah anggota NATO.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.