Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBG84, "Girlband" Nenek-nenek Asal Jepang

Kompas.com - 11/07/2015, 15:00 WIB

KOMPAS.com 
— Tidak ada kata "terlalu tua" untuk bernyanyi. Ini bisa jadi ungkapan yang cocok untuk girlband asal Jepang, KBG84, yang personelnya terdiri dari nenek-nenek yang rata-rata berusia 84 tahun.

Berasal dari daerah pinggiran di Pulau Kohama, Okinawa, KBG84 yang namanya merupakan pelesetan nama girlband Jepang populer AKB48 mengaku cukup terkejut atas kepopuleran mereka. Tagar girlband nenek-nenek ini, #KBG84, juga banyak disinggung di Twitter.

"Saat saya pertama mendengar orang menyebut kami sebagai 'idola', saya kira idola berarti seseorang yang sudah hidup sangat lama, dan sudah hampir mati," kata Tomi Menaka (92), salah satu penyanyinya, kepada kantor berita AFP.

dok.BBC Indonesia/AFP Tomi Menaka (92) bisa dibilang sebagai bintang utama kelompok KBG84.

"Namun di Tokyo, mereka mengatakan bahwa idola itu berarti penghibur. Saya jadi lega karena saya pikir saya sebentar lagi akan pergi ke surga. Saya belum pernah ke Tokyo dan Osaka. Saya mau ke sana sebelum saya masuk ke surga," ungkapnya kemudian.

Kelompok yang beranggotakan 33 orang yang terdiri dari penyanyi dan penari ini telah merilis sebuah lagu berjudul "Come on and Dance, Kohama Island" dengan videoklip yang dibuat di sebuah pulau kecil di Taiwan.

Menaka yang biasanya berjalan dengan tongkat terlihat membuang tongkatnya dengan gaya bintang rock ketika dia tampil di panggung sambil berjoget dengan riang. Gigi-gigi emasnya berkilau di tengah terik matahari.

"Saya tidak pernah merasa lebih bahagia dibandingkan ketika saya tampil," kata perempuan yang mengenakan kimono bergaris dan bertutup kepala merah itu.

"Sewaktu saya pergi ke Tokyo pertama kali, saya merasa sangat beruntung dilahirkan. Saya bertemu dengan cucu saya. Saya tidak pernah melupakannya. Saya terharu dan menangis," tambahnya kemudian.

Penduduk di Okinawa memiliki tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Warga Okinawa dikenal punya kebiasaan makan sayur-sayuran dan makanan rendah gula dibandingkan warga di daratan utama Jepang. Mereka biasa makan ubi-ubi ungu, bukan nasi.

Menaka, pemimpin kelompok ini, juga tetap sehat karena melakukan pekerjaan rumah tangga. Dia tidak terlalu memikirkan makanan yang dia makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com