Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontingen Garuda Evakuasi 6 Ton Bahan Peledak di Republik Afrika Tengah

Kompas.com - 07/07/2015, 14:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Tim penjinak bahan peledak Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/Minusca mengevakuasi 6 ton bahan peledak aktif di kawasan Republik Afrika Tengah pada Senin (6/7/2015). Pasukan Garuda membantu terwujudnya stabilitas di negara yang sebentar lagi akan menggelar pemilihan umum tersebut.

"Pemilu dilaksanakan Desember 2015 nanti. Ini program pemerintah setempat serta misi PBB di RAT, yakni operasi pelucutan senjata untuk memastikan pemilu berjalan damai," ujar Perwira Penerangan Pasukan Garuda Mayor Eddy Wijaya melalui siaran pers, Selasa (7/7/2015).

Evakuasi dipimpin oleh Perwira Seksi Operasi Lettu Muhammad Iqbal. Selain pasukan Garuda, operasi juga dibantu oleh United Nation Mine Action Service (UNMAS), salah satu badan PBB yang mengurus bahan peledak di negara-negara konflik.

Pasukan mendatangi sebuah perkampungan di Bangui, ibu kota RAT. Bahan-bahan peledak dievakuasi dari gudang tua milik angkatan bersenjata CAR, Forced Armees Centraficaine (FACA), yang ada di perkampungan itu.

Catatan PBB, kawasan itu merupakan basis milisi Seleka. Kegiatan itu melibatkan unsur tim jihandak dengan perlengkapan body armor, mine detector, bomb blanket, discrupter, hook, dan line set. 

"Operasi ini cukup berbahaya karena lokasi itu masih rawan akan kontak tembak. Apalagi, awalnya kita belum mengetahui sebesar apa kekuatan bahan peledak. Ini jadi kesulitan tersendiri bagi kami," ujar dia.

Bahan-bahan peledak yang dievakuasi antara lain ranjau anti-tank, granat tangan, roket, penggalak roket, TNT blok, munisi Mortir 60, dan munisi kaliber 7,62. Total, berat bahan peledak itu mencapai enam ton. Rencananya, bahan peledak tersebut akan dimusnahkan.

Eddy menjelaskan, Republik Afrika Tengah baru saja mengalami pertikaian senjata yang panjang. Ancaman bahan peledak aktif di kawasan itu ditengarai masih ada di tengah-tengah permukiman sehingga perlu dibersihkan. Bahkan, bahan peledak aktif itu masih dikuasai oleh milisi atau masyarakat sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com