Seorang petinggi kepolisian kepada CNN mengatakan, Dylan Roof, tersangka penembakan, kepada para penyidik mengaku dia ingin memicu terjadinya perang antar-ras saat dia masuk ke dalam Gereja Emmanuel African Methodist Episcopal pada Rabu malam lalu.
Setelah memasuki gereja yang sebagian besar umatnya adalah warga kulit hitam itu, Dylan kemudian melepaskan tembakan yang menewaskan sembilan orang. Seluruh korban adalah warga kulit hitam.
Dua sumber lain kepada NBC News juga mengatakan, Dylan, yang dalam foto Facebook-nya mengenakan jaket dengan hiasan bendera Afsel dan Rhodesia pada masa apartheid, telah mengakui kejahatannya itu.
Dylan, yang ditangkap di Carolina Utara pada Kamis itu, dijadwalkan akan menjalani sidang perdananya pada Jumat siang waktu setempat. Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley meyakini Dylan terancam hukuman mati jika pengadilan bisa membuktikan perbuatannya didasari kebencian rasial.
"Perbuatannya benar-benar didasari kebencian. Kami sangat ingin dia dijatuhi hukuman mati. Perbuatannya adalah kejahatan terburuk yang saya lihat dalam waktu yang sangat lama," ujar Haley.
Insiden di Charleston itu adalah tragedi terburuk yang melibatkan sebuah rumah ibadah di AS selama beberapa dekade terakhir dan mengingatkan pada masa-masa terkelam dalam sejarah AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.