Hanya sekitar 100-200 orang anggota pemberontak yang terlibat aktif dalam pelatihan di Jordania dan Turki. Demikian keterangan juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren.
"Hanya 100-200 anggota pemberontak yang aktif mengikuti pelatihan dari target 5.000 orang yang akan dilatih tahun ini," kata Warren.
Pemerintahan Presiden Barack Obama menggelar operasi pelatihan tersebut awal tahun ini di bawah tekanan berat Kongres yang mengalokasikan anggaran sebesar 500 juta dollar AS untuk mendanai pelatihan ini. "Ini adalah sebuah operasi yang sangat sulit untuk dilaksanakan," kata Warren.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter kepada sebuah komiter kongres mengatakan, sangat sulit untuk menemukan anggota pemberontak yang moderat sekaligus menganggap ISIS sebagai musuh utama mereka.
Selain berbagai kesulitan dalam implementasi, program pelatihan ini juga terbentur dengan perbedaan strategi antara Washington dan sejumlah sekutu regional, semisal Turki.
Ankara mengklaim Washington yang saat ini fokus memerangi ISIS justru melemahkan upaya untuk menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Kesulitan yang sama juga dialami AS di Irak. Menhan Carter mengatakan, Baghdad tak mengirimkan jumlah personel yang mencukupi untuk dilatih dalam rangka membantu Irak mempersiapkan militernya dan merebut kembali wilayah yang dikuasai ISIS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.