Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filmnya Dianggap Lecehkan Tetua Adat, Sutradara India Diancam Pemenggalan

Kompas.com - 18/06/2015, 20:38 WIB
NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang sutradara film India, Vinod Kapri, Kamis (18/6/2015), meminta perlindungan polisi setelah mendapat ancaman pemenggalan dari sekelompok tetua adat.

Dewan tetua adat di negara bagian Uttar Pradesh menjanjikan imbalan berupa 51 ekor kerbau bagi siapa saja yang bisa memenggal kepala sang sutradara karena film terbarunya dianggap melecehkan para tetua adat.

Vinod Kapri mengatakan, dia mengkhawatirkan keselamatan jiwanya setelah pada Rabu (17/6), tiga orang pria mendatangi studionya di Mumbai, sepekan setelah para tetua adat itu menjanjikan hadiah 51 ekor kerbau.

"Awalnya saya tak menganggap serius (ancaman itu) namun kini saya sudah melaporkan hal tersebut kepada polisi," kata Kapri, sutradara film satir politik "Miss Tanakpur Haazir Ho" yang segera tayang.

Hadiah untuk pemenggalan Vinod Kapri diumumkan para tetua adat itu di kota Muzaffarnagar menyusul rilis trailer film yang dianggap meledek dewan tetua desa yang disebut khap panchatays yang kekuasaanya kerap memicu kontroversi.

"Muncul kemarahan terhadap penggambaran khap panchatays dalam film itu. Kami ingin film itu dilarang beredar dan kami menjanjikan 51 ekor kerbau untuk kepala sang sutradara," kata Raju Ahalawat, ketua dewan tetua adat.

Film yang akan dirilis pada 26 Juni itu menceritakan kisah seorang pemuda yang dituduh oleh seorang tokoh desa telah memperkosa seekor kerbau betina bernama Miss Tanakmur. Tuduhan itu kemudian dibawa ke sidang para tetua desa yang memutuskan pemuda tersebut harus menikahi si kerbau betina.

Kapri membantah film itu dengan sengaja ingin mengkritik lembaga khap panchatays. Dia mengatakan film ini ingin menggambarkan sistem pemerintahan India yang tak efisien dan diwarnai korupsi serta kemampuan petugas kepolisian dan rumah sakit yang tak memadai.

"Kami sudah menggunakan dokumentasi untuk memasukkan elemen lain lembaga khap panchatays namun di kehidupan nyata lembaga ini memerintahkan larangan penggunaan telepon genggam, celana jins dan sejumlah makanan," ujar Kapri.

Di banyak desa di India, khap panchatays dilihat sebagai lembaga penjaga moral penduduk. Meski lembaga ini tak memiliki legalitas, para anggota khap panchatays bisa sangat berpengaruh dan kerap dituding menjadi biang banyak kasus seperti "pembunuhan demi kehormatan" terhadap sejoli yang dianggap menyalahi tradisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com