Di bagian ketiga kisah ini dikupas bagaimana ISIS menggunakan teknologi untuk mengintimidasi warga dan upaya kelompok militan itu memperkuat persenjataan untuk menjaga kota Mosul dari serangan pasukan pemerintah Irak.
Indoktrinasi dan pengawasan
Rekaman video juga menunjukkan bagaimana para anggota ISIS menggunakan teknik yang canggih untuk mengontrol warga setempat dan menyebarkan agenda mereka.
“Adik saya yang berusia 12 tahun tetap di sekolah walaupun jatuh ke tangan ISIS. Kami berpikir, karena tidak ada pilihan lain, setidaknya dia bisa menempuh pendidikan. Daripada tidak sama sekali,” kata Mahmoud, warga kota Mosul.
“Tapi suatu hari saya pulang dan menemukan adik saya menggambar bendera ISIS dan menyanyikan lagu mereka. Saya meneriakinya seperti orang gila.”
“Saya menggambil kertas gambarnya dan merobeknya. Dia takut, lari ke ibu dan menangis. Saya memperingatkannya apabila dia menggambar bendera itu lagi atau menyanyikan lagu mereka, saya akan menguncinya di rumah, melarangnya bertemu teman dan berhenti berbicara kepadanya.”
“Kami langsung mengeluarkannya dari sekolah, karena kami lebih memilih dia tidak belajar sama sekali daripada belajar propaganda ISIS. Saya mengambil kesimpulan bahwa tujuan organisasi ini adalah menanam benih-benih kekerasan, kebencian dan sektarianisme di benak anak-anak," Mahmoud menegaskan.
Taktik dan logistik ISIS
Para anggota ISIS juga tampak membawa persenjataan berat – beberapa yang disita dari militer Irak – dan membalas serangan dengan tembakan anti-pesawat.
“ISIS tahu militer Irak akan mencoba mengambil kembali Mosul, jadi mereka mengantisipasi. Mereka menghancurkan kota ini dengan menggali terowongan, membangun barikade, menanam ranjau dan bom, serta memenuhi kota dengan penembak jitu, sehingga sangat sulit bagi militer,” ujar Zaid, seorang penduduk Mosul.
“Walau begitu, bila pemerintah Irak bisa merebut kembali wilayah Niniwe dan Mosul, saya akan sangat bahagia. Saya harap mereka yang mengungsi bisa kembali agar kita bisa bekerja sama membangun Irak yang aman dan kokoh. ISIS adalah musuh kemanusiaan," tambah dia.
“Tentu saya khawatir bagaimana cara militer mengambil kembali kota ini. Saya rasa tindakan yang dilakukan di Tikrit oleh kelompok milisi bersenjata relawan pro-pemerintah yang kebanyakan merupakan milisi Syiah akan terjadi di Niniwe dan Mosul, dan situasi akan kembali normal.”
“Pemerintah harus mempersenjatai warga lokal agar mereka bisa melindungi kota mereka. Dengan bantuan Tuhan, kita akan mengalahkan ISIS,” kata dia.
Baca juga:
Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (1)
Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (2)