Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi Abaikan Krisis Rohingya demi Pragmatisme Politik?

Kompas.com - 29/05/2015, 10:26 WIB
YANGON, KOMPAS.com - Dulu dunia tak dapat menyangkal bahwa Aung San Suu Kyi adalah tokoh yang mewakili orang-orang tak berdaya di Myanmar. Namun, belum keluarnya komentar soal krisis pengungsi Rohingya dari mulut pemimpin oposisi itu membuat moral Suu Kyi dipertanyakan.

Bahkan, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama sempat menyindir secara halus keengganan Suu Kyi bersuara soal masalah pengungsi etnis minoritas Rohingya ini.

Berbagai foto yang menampilkan para migran Rohingya, dan Banglades, yang diselamatkan dari perahu-perahu kayu yang terkatung-katung di tengah laut menuju pesisir sejumlah negara Asia Tenggara telah memicu seruan aksi kemanusiaan untuk mengatasi krisis ini.

Di tengah pengabaian yang dilakukan pemerintah Myanmar terhadap masalah ini, dunia internasional berharap Suu Kyi memberikan sedikit dorongan moral dalam hal ini.

Namun, hingga kini Suu Kyi belum bersuara terkait masalah Rohingya dan hal itu mendapatkan perhatian khusus dari Dalai Lama yang meminta rekannya sesama penerima hadiah Nobel itu untuk membantu warga Rohingya.

"Sangat menyedihkan. Dalam masalah ini saya harap Aung San Suu Kyi, sebagai pemenang Nobel, bisa melakukan sesuatu," kata Dalai Lama kepada harian The Australian yang terbit pada Kamis (28/5/2015).

Dalai Lama sangat memahami kesulitan yang dialami Suu Kyi di negara yang langsung akan mengecam jika seseorang memberikan simpatinya kepada warga Muslim Rohingya. "Namun, di samping kondisi itu saya merasa dia (Suu Kyi) bisa melakukan sesuatu," tambah Dalai Lama.

Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan atau tahanan rumah selama masa pemerintahan junta militer Myanmar karena kampanyenya untuk memperjuangkan demokrasi di Myanmar.

Pengorbanan pribadi Suu Kyi, yang berakibat terpisahnya Suu Kyi dengan anak-anak dan suaminya yang kini bermukim di Inggris, menempatkan Suu Kyi sebagai salah satu tokoh perdamaian dunia.

Namun, sejak bebas dari tahanan rumah pada 2010, Suu Kyi berubah dari seorang tokoh pejuang HAM yang sangat gigih menjadi seorang aktor politik yang tengah mempersiapkan kemenangan partainya dalam pemilihan umum yang akan digelar tahun ini.

"Sang pemenang hadiah Nobel kini menjadi sebuah kekecewaan besar karena kegagalannya yang berlanjut dalam membela hak asasi manusia di Myanmar," kata Phil Robertson, wakil direktur HUman Right Watch (HRW).

Pemerinta Myanmar memang menjadi pihak paling bertanggung jawab terkait eksodus etnis Rohingya dari negeri itu, namun Robertson lebih mengecam kegagalan Suu Kyi sebagai seorang aktivis veteran yang gagal menggunakan "kekuatan moral" untuk membantu etnis Rohingya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com