"Kami kini menggelar investigasi baru setiap hari, khususnya yang terkait ancaman ISIS," ujar pejabat yang tak mau disebutkan namanya itu.
"ISIS kini memiliki strategi dalam mendorong seseorang untuk mengangkat senjata dan melakukan serangan teror di dalam wilayah AS," tambah pejabat itu.
"Individu-individu baru (anggota ISIS) terus bermunculan hampir setiap hari di tengah lingkungan kita," tambah sang pejabat.
Dalam sepekan terakhir saja, Kementerian Kehakiman telah mendakwa sejumlah orang di negara bagian Georgia, Texas, dan California yang dituduh menyediakan "dukungan material" untuk ISIS.
Pejabat itu menambahkan, badan-badan keamanan seperti FBI harus mencoba mencari cara untuk memastikan apakah seseorang akan melakukan aksi terorisme atau tidak.
"Apa yang dicari FBI adalah keterkaitan, apakah keterkaitan itu bisa membuktikan bahwa seseorang pernah berkomunikasi dengan teroris di luar negeri, khususnya Suriah atau Irak," tambah dia.
Keterangan ini muncul menjelang tenggat waktu bagi Senat untuk menyetujui undang-undang keamanan guna menindaklanjuti setumpuk rekaman telepon, penyadapan, dan pelacakan para "penyerang individu".
"Para penyidik membutuhkan payung untuk melaksanakan pekerjaan mereka," lanjut sang pejabat.
Jika pada Minggu (31/5/2015), Senat tidak meloloskan undang-undang baru itu, maka Agen Keamanan Nasional (NSA) akan mematikan server dan peralatan lainnya yang selama ini digunakan untuk memantau aliran komunikasi warga AS.
Program kontroversial NSA ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai data dari pembicaraan telepon jutaan warga AS yang tak memiliki kaitan dengan terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.