Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Dituding Culik dan Bunuh Warga Sipil Palestina

Kompas.com - 27/05/2015, 15:42 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com — Amnesty International, Rabu (27/5/2015), menuding bahwa Hamas melakukan kampanye brutal, termasuk menculik, menyiksa, dan membunuh warga sipil Palestina selama konflik melawan Israel pada tahun lalu.

Lembaga internasional pemerhati hak-hak asasi manusia ini membuat kesimpulan tersebut atas dasar bahwa lebih dari 20 kasus pembunuhan yang disebut itu merupakan eksekusi di luar hukum. Selain itu, laporan juga disusun berdasarkan sejumlah kasus penangkapan dan penyiksaan terhadap puluhan orang.

Amnesty International menyatakan, korban penyiksaan warga sipil adalah anggota faksi saingan Hamas, Fatah, yang dituduh bekerja sama dengan Israel.

Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther, menuturkan, tindakan Hamas sangat mengerikan pada saat aksi militer Israel menyebabkan banyak korban jiwa.

Hamas, menurut Luther, memanfaatkan kesempatan dalam perang itu untuk membunuh pihak-pihak yang dianggap sebagai lawan oleh organisasi itu.

Namun, seperti dilaporkan wartawan BBC untuk Timur Tengah, Kevin Connoly, mereka yang dibunuh sebenarnya berada di tahanan ketika perang dengan Israel pecah. Beberapa di antara mereka bahkan dibunuh sebelum sidang yang mereka jalani berakhir.

Dalam laporannya, Amnesty International memberikan satu contoh pembunuhan sadis terhadap enam pria di depan sebuah masjid. Mereka diperintahkan untuk mengenakan penutup kepala, lalu bertekuk lutut. Pembunuhan itu disaksikan banyak warga, termasuk anak-anak.

Hamas belum memberikan tanggapan atas laporan Amnesty International. Sekitar 2.000 warga Palestina tewas selama konflik 50 hari dengan Israel. Tercatat, 73 orang tewas dari pihak Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com