Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Perempuan Hidupkan Perekonomian Korea Utara

Kompas.com - 25/05/2015, 11:56 WIB
SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara adalah sebuah negara militer dan sebuah komunitas yang didominasi para pria. Namun siapa sangka perekonomian negeri itu justru ditunjang kaum perempuannya.

Para perempuan Korea Utara menghasilkan 70 persen penghasilan keluarga, sebagian besar mereka berprofesi sebagai pedagang pasar informal yang terus berkembang dalam beberapa tahun belakangan.

Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Institut Unifikasi Nasional Korea (KINU), sebuah lembaga yang dikelola pemerintah Korea Selatan.

Padahal, jumlah perempuan pekerja di Korea Utara hanya mencapai separuh dari 12 juta warga negeri itu yang aktif secara ekonomi. Sebagian besar pria Korut bekerja sebagai pegawai negeri atau tentara dengan gaji kecil.

"Kami para pria Korea Utara bertarung di garis depan sosialisme namun para perempuan bertarung demi kehidupan," kata seorang warga Korut bernama Jung (26) yang kabur ke Korsel pada 2012.

Dari Korea Selatan, Jung kini secara reguler mengirimkan uang kepada ibunya yang masih tinggal di Korea Utara untuk modal bisnis beternak babi dan berjualan minuman keras dari jagung.

"Tak ada bantuan dari negara dan ayah saya tak digaji meski memiliki pekerjaan yang harus dilakukan karena merupakan kewajiban," kata Jung, yang tak memberikan nama lengkapnya demi melindungi keluarganya di Korea Utara.

Penghasilan kecil

Perekonomian Korea Utara yang dikendalikan negara belum pulih sejak runtuhnya Uni Soviet yang menjadi penyokong ekonomi dan militer utama Korea Utara.

Kondisi itu kemudian memicu bencana kelaparan pada 1990-an yang menewaskan antara 800.000-1,5 juta warga Korea Utara. Saat itulah para perempuan negeri tersebut mulai menjual jamur untuk makanan ternak dan memulung kabel tembaga untuk menghidupi keluarga mereka.

Seberapa besar sebenarnya penghasilan para perempuan Korea Utara dari sektor perdagangan informal itu? Sebuah survei menunjukkan pendapatan para perempuan Korut sebenarnya tak signifikan.

Sebuah survei yang dilakukan Aliansi Warga untuk HAM Korea Utara menunjukkan bahwa para perempuan itu menghasilkan pendapatan sebesar 6-18 dolar AS per bulan atau sekitar 50.000-150.000 won Korea Utara.

Sebagai perbandingan, seorang pegawai negeri atau tentara menerima gaji antara 2.000-6000 won setiap bulan. Besaran gaji ini tak bisa membeli satu kilogram beras di kota Hyesan, yang berbatasan dengan China. Di kota itu satu kilogram beras dihargai 8.490 won.

Meski para perempuan muncul sebagai tulang punggung perekonomian keluarga, namun di negeri itu masih sangat sedikit perempuan yang mendapatkan peran penting dalam pemerintahan.

Pria masih mendominasi jabatan militer dan pemerintahan yang mengendalikan negara berpenduduk 24,5 juta jiwa itu. Para perempuan yang bisa menduduki eselon tinggi pemerintahan datang lingkaran keluarga Kim Jong Un. Mereka adalah adik perempuan sang pemimpin Kim Yo Jong dan sang bibi Kim Kyong Hui.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com