Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Akan Gelar Operasi SAR untuk Selamatkan Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 21/05/2015, 17:37 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Kamis (21/5/2015), mengatakan negaranya akan menggelar misi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap kapal-kapal kayu berisi pengungsi Rohingnya di Laut Andaman.

Langkah itu ditempuh setelah Indonesia dan Malaysia sepakat memberikan bantuan kemanusiaan kepada sekitar 7.000 imigran yang saat ini masih berada di laut.

Sebelumnya, selama beberapa pekan terakhir, Angkatan Laut Malaysia telah menghalau kapal-kapal imigran dari perairan Malaysia.

Najib menulis pada akun Twitter bahwa ini adalah “belas kasih kemanusiaan yang mendasar” untuk memberikan bantuan bagi mereka yang lapar dan sakit. Dia menambahkan operasi SAR yang akan dilakukan Angkatan Laut Malaysia adalah untuk “mencegah hilangnya nyawa”.

Sebagai bagian dari upaya penyelesaian masalah pengungsi, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman bertemu dengan Menlu Myanmar U Wunna Maung Lwin di ibu kota Nay Pyi Taw.

Pertemuan itu dipandang oleh beberapa pihak sebagai sebuah terobosan karena Myanmar sebelumnya membantah bertanggung jawab atas krisis pengungsi dan menolak menghadiri pertemuan para menteri luar negeri di Putrajaya, Malaysia, pada Rabu (20/5/2015).

"Kami tidak membantah adanya masalah migran, tapi ... kami tidak akan menerima tuduhan bahwa Myanmar adalah sumber masalah," kata Zaw Htay, direktur kantor kepresidenan Myanmar, kepada kantor berita AP pada Sabtu (16/5/2015).

Direktur Asia Pasifik untuk Amnesti Internasional Richard Bennett mengatakan kesepakatan Indonesia dan Malaysia di Putrajaya memang memberikan tempat perlindungan kepada mereka yang sudah mencapai daratan.

"Namun, kesepakatan itu tidak memberikan solusi bagi ribuan orang yang masih terjebak di lautan, dengan pasokan makanan dan air minum yang makin menipis,” ujar Bennett.

Myanmar sampai sekarang tidak mengakui etnis Rohingya sebagai warga negara dan tetap menganggap mereka adalah imigran dari Banglades. Padahal, mereka telah hidup di Myanmar selama beberapa generasi.

Wartawan BBC Jonah Fisher, yang melaporkan dari Provinsi Sittwe di Myanmar, mengatakan kondisi tersebut menjadi faktor penyebab mengapa orang-orang Rohingya memilih mengungsi. Jika hal itu tidak ditangani, krisis pengungsi akan terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com