Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Vietnam, Sapi Australia Dibunuh dengan Cara Dipukul Pakai Palu

Kompas.com - 20/05/2015, 17:05 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com — Perdagangan ternak hidup Australia kembali tersandung kontroversi menyusul laporan hasil investigasi yang dilakukan Pemerintah Federal Australia. Investigasi itu menemukan bahwa ternak yang diekspor ke Vietnam dipukul kepalanya dengan menggunakan palu godam dan bukan disembelih.

Departemen Pertanian Australia melakukan penyelidikan ini setelah staf ekspor mereka melaporkan adanya tiga pelanggaran ketentuan pada Maret tahun ini.

Awal bulan ini, organisasi Animals Australia juga memasukkan laporan kepada Departemen Pertanian dengan tuduhan ternak Australia dibunuh dengan menggunakan palu godam di Vietnam.

Kelompok pemerhati hak binatang itu dalam rincian laporan mereka menyebutkan, terjadi pemukulan dengan palu yang mengerikan untuk mematikan sejumlah ternak Australia di beberapa rumah potong hewan yang tidak resmi di Utara Vietnam.

"Animals Australia kemudian melakukan penyelidikan di Vietnam setelah menerima informasi dari perwakilan industri ekspor ternak Australia pada April lalu bahwa ribuan ternak Australia disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan rantai pasokan yang disepakati," demikian tulis pernyataan dari kelompok pemerhati hak binatang tersebut.

"Pembunuhan ternak sapi dan kerbau dengan cara melakukan pemukulan berulang kali di kepala mereka dengan palu godam merupakan metode penyembelihan tradisional di Vietnam," kata organisasi itu.

Vietnam adalah pasar ekspor Australia kedua terbesar untuk ternak hidup. Menurut Animals Australia, ada 178.000 ekor binatang ternak yang diekspor ke Vietnam tahun lalu.

Kelompok hak-hak binatang mengatakan, sudah ada delapan keluhan serupa yang dilaporkan kepada mereka selama dua tahun terakhir tentang pembunuhan ternak di Vietnam.
 
Seorang juru bicara untuk Menteri Pertanian, Barnaby Joyce, mengatakan, Departemen Pertanian akan memantau ketat ekspor sapi ke Vietnam sejak mendapat laporan mengenai hal ini pada Maret lalu.
 
"(Departemen) bekerja sama dengan industri untuk memastikan semua masalah yang dilaporkan dapat diperbaiki dan standar kesejahteraan hewan yang ketat harus dilaksanakan," kata juru bicara itu.
 
Departemen juga masih terus mencari informasi dari eksportir lain di wilayah ini untuk menentukan apakah telah terjadi pelanggaran yang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com