Dalam pernyataan resminya, Ban mengatakan sangat terkejut mendengar kabar kekerasan yang menewaskan 22 orang di kota Kumanovo, 40 kilometer sebelah utara ibu kota, Skopje.
Dia mengimbau agar semua pihak bekerja sama untuk memulihkan kedamaian dan melakukan investigasi menyeluruh secara obyektif dan transparan.
Lebih jauh, Ban mendesak semua pihak yang terlibat dalam kekerasan itu menahan diri dan tak terpengaruh berbagai retorika atau tindakan yang bisa membawa ketegangan lebih lanjut.
Pada Minggu (10/5/2015), baku tembak antara polisi Macedonia dan kelompok bersenjata memasuki hari kedua, di tengah kekhawatiran terkait meningkatnya perlawanan etnis Albania di negeri tersebut.
"8 orang polisi tewas dan 37 orang lainnya terluka dalam baku tembak di Kumanovo yang berlangsung sejak Minggu pagi," demikian penjelasan juru bicara kepolisian Macedonia, Ivo Kotevski kepada wartawan.
Ivo menambahkan, para penyerang berasal dari sekelompok teroris berbahaya yang beberapa anggotanya merupakan buronan internasional.
Menyusul sebuah serangan yang dilakukan pasukan kepolisian, lanjut Ivo, sebanyak 14 jasad ditemukan di lokasi baku tembak. Polisi akan memberi keterangan lebih lanjut jika ditemukan kembali korban.
Ivo menambahkan, kelompok bersenjata itu terdiri atas 30 orang, sebagian besar warga Macedonia dan lima lainnya diduga merupakan warga etnis Albania dari Kosovo dan Albania.
Operasi polisi yang digelar di Kumanovo dimulai pada Sabtu dini hari itu, menurut Ivo, sudah hampir berakhir dan kelompok teroris tersebut sudah berhasil dilumpuhkan.
Akibat dari peristiwa ini, Uni Eropa memperingatkan potensi meningkatnya kekerasan di wilayah Macedonia yang penah diguncang pemberontakan etnis Albania pada 2001. Macedonia berpenduduk 2,1 juta orang dan seperempatnya adalah etnis Albania.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.