Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia, 3 Pejabat Thailand Ditahan

Kompas.com - 04/05/2015, 19:23 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com — Kepolisian Thailand, Senin (4/5/2015), menahan tiga pejabat negeri itu dan seorang warga negara Myanmar dengan dugaan terlibat dalam penyelundupan manusia setelah jasad 26 orang imigran ditemukan di sebuah kuburan massal di Thailand selatan.

Polisi menduga, puluhan jasad yang ditemukan dalam sebuah kamp yang ditinggalkan di dalam hutan distrik Sadao, Provinsi Songkhla, itu adalah para imigran asal Myanmar atau Banglades.

Terkait temuan ini, polisi Thailand menyatakan telah menahan tiga pejabat lokal Provinsi Songkhla dan menahan seorang pria Myanmar di Provinsi Nakhon Sri Thammarat.

"Salah satu tersangka adalah anggota dewan perwakilan rakyat setempat dan dua lainnya adalah para asisten kepala desa," ujar seorang perwira senior kepolisian yang tak mau disebutkan namanya.

Perwira polisi itu menambahkan, sebanyak empat surat penahanan terkait penemuan kuburan massal itu sudah diterbitkan. Namun, dia tak menerangkan detail surat perintah penahanan itu.

Sementara itu, Wakil Komandan Kepolisian Provinsi Nakhon Sri Thammarat Anuchon Chamart mengatakan, seorang pria Myanmar, Soe Naing alias Anwar, merupakan tokoh yang mengelola kamp penampungan di hutan dan yang mencari uang tebusan dalam sebuah operasi penyelundupan manusia.

"Dia (Anwar) terlibat dalam penyelundupan para imigran Rohingya dari Myanmar melintasi Thailand menuju Indonesia atau Malaysia," ujar Anuchon.

Anuchon menambahkan, Anwar juga tengah diselidiki terkait dugaan penipuan setelah tidak membebaskan seorang imigran Rohingya yang hingga kini belum terlacak jejaknya meski sudah menerima uang tebusan sebesar 2.850 dollar AS.

Perbatasan Thailand dan Malaysia banyak digunakan para penyelundup manusia untuk membawa para imigran Rohingya dari Myanmar atau Banglades. Di wilayah itu, diketahui banyak terdapat kamp rahasia tempat para imigran itu ditampung hingga kerabat mereka memberikan tebusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com