Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Jasad Diduga Imigran Rohingya Ditemukan di Kuburan Massal di Thailand

Kompas.com - 03/05/2015, 09:48 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Puluhan anggota polisi dan sukarelawan, Sabtu (2/5/20150, telah mengangkat 26 jasad dari sebuah kuburan massal yang ditemukan di dekat sebuah kamp penyelundup manusia di lereng sebuah bukit di tengah hutan belantara Thailand selatan.

Dari lokasi ditemukannya kuburan massal itu, distrik Sadao di provinsi Songkhla, pada Jumat ditemukan lima jasad dan 21 jasad lainnya ditemukan pada Sabtu. Polisi menduga puluhan jasad itu adalah para imigran dari Myanmar dan Banglades.

Selain menemukan puluhan jasad, aparat keamanan Thailand juga menemukan tiga orang yang masih hidup di kamp tersebut dalam kondisi mengenaskan, dua di antara mereka adalah anak-anak.

"Seluruhnya ada 26 jasad yang sudah ditemukan, 24 pria, satu perempuan dan satu lagi belum diketahui jenis kelaminnya," kata Jenderal Polisi Jarumporn Suramanee, yang menyebut operasi pencarian sudah berakhir.

Imigran ilegal, sebagian besar dari mereka adalah etnis Muslim Rohingya dari Myanmar dan Banglades, kerap melakukan perjalanan berbahaya lewat darat dan laut untuk melarikan diri dari diskriminasi agama yang mereka peroleh serta untuk mencari pekerjaan di Malaysia atau Thailand.

Kondisi ini membuat wilayah selatan Thailand menjadi pusat penyelundupan manusia dari kedua negara ini dengan tujuan akhir Malaysia.

Sementara itu, wakil komandan kepolisian provinsi Nakors Si Thammarat Kolonel Anuchon Chamat mengatakan setidaknya satu lagi kamp penyelundup manusia ditemukan tak jauh dari lokasi kuburan massal.

Sedangkan, wakil komisioner Kepolisian Kerajaan Thailand Jenderal Aek Ansananont mengatakan pihaknya sudah lama mendengar keberadaan kamp-kamp penyelundup manusia di tengah hutan itu.

"Kami mendengar kabar soal kamp ini dan mencoba untuk mencarinya beberapa kali karena kamp-kamp itu berlokasi di dalam hutan, dan pencarian itu sangat sulit," ujar Ansananont.

Ansananont menambahkan, kepolisian meyakini kematian puluhan orang itu adalah akibat kesepakatan yang gagal dengan para penyelundup manusia.

Meski diduga kuat puluhan jasad itu diduga adalah imigran gelap asal Myanmar dan Banglades, namun  untuk pemeriksaan DNA dan untuk mengidentifikasi barang-barang milik mereka.

Kamp penyelundup manusia, yang tersembunyi di lereng sebuah bukit, dipenuhi sepatu dan pakaian. Polisi menduga kamp itu sudah beroperasi selama satu tahun.

Kelompok pegiat HAM Human Right Watch (HRW) menyerukan sebuah investigasi independen yang diawasi PBB untuk mengetahui apa yang terjadi di tempat itu.

"Penemuan kuburan massal ini seharusnya bisa mendorong pemerintah Thailand memberantas jaringan penyelundup manusia yang memperkaya sejumlah pejabat namun memangsa manusia-manusia yang paling lemah," kata Brad Adams, Direktur Asia di HRW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com