Sebelumnya Dubes Nadjib mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan Indonesia bisa memahami pandangan pemerintah dan masyarakat Australia terkait pelaksanaan penegakan hukum dalam kasus terpidana mati Bali Nine.
Dalam pernyataannya, Tony Abbott menggunakan kata 'decent' untuk menyebut warga Indonesia. Dalam terjemahannya 'decent' berarti baik, sopan, atau terhormat.
Dalam pernyataan itu Dubes Nadjib juga menyampaikan simpati masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk keluarga dan kerabat kedua terpidana yang telah diekeskusi tersebut.
Menanggapi pernyataan ini, PM Abbott mengatakan meskipun marah terhadap pelaksanaan eksekusi namun dia percaya hubungan Australia dan Indonesia bisa dipulihkan kembali.
"Ini adalah isyarat bahwa orang-orang yang decent di Indonesia bisa menghargai kemarahan masyarakat Australia atas kematian yang tak perlu ini," paparnya.
"Selain itu, pernyataan ini mengisyaratkan bahwa hubungan yang baik dan kuat dengan Indonesia bisa dipulihkan kembali," tambah PM Abbott.
Sebelumnya Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne juga menyambut baik pernyataan Dubes Nadjib sebagai "langkah penting".
"Dubes Indonesia mengemukakan perlunya memastikan bahwa hubungan bilateral kita tetap kuat," katanya.
"Ini sangat penting. Tentu saja semua orang shock karena eksekusi kedua orang ini, namun ada isu yang lebih besar yaitu hubungan bilateral yang kuat," kata Menteri Pyne.
Sementara itu PM Abbott tidak bersedia menjawab saat ditanya mengenai kabar bahwa Prabawo Subianto menawarkan untuk membantu usaha membatalkan pelaksaan eksekusi duo Bali Nine.
Media lokal di Australia memberitakan bahwa ada usaha-usaha dari sejumlah pejabat Australia untuk melobi Jenderal Prabowo guna membantu membatalkan eksekusi kedua terpidana mati tersebut.
PM Abbott hanya mengatakan bahwa Australia telah berusaha melakukan pendekatan baik melalui saluran resmi maupun tidak resmi demi mencegah eksekusi kedua warganya itu. Namun, kata PM Abbott, semua usaha tersebut tidak didengarkan sama sekali.