Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Penyelamat Bayi yang Dibuang Dipertemukan Lagi Setelah 25 Tahun

Kompas.com - 28/04/2015, 19:12 WIB
ABC Michael Buelna, kanan, dan Robin Barton yang kini berusia 25 tahun.
KOMPAS.com — Michael Buelna sedang menyelidiki kasus penusukan di Santa Ana, California, AS, ketika sejumlah warga memberi tanda kepadanya agar berhenti dan mengatakan bahwa mereka samar-samar mendengar suara tangis. Tak lama kemudian, polisi itu menemukan seorang anak laki-laki baru lahir tertelungkup di aspal di antara tempat sampah dan dinding beton.

Buelna segera melakukan pertolongan pertama (CPR) dan bayi itu, yang baru lahir beberapa jam sebelumnya, dibawa ke rumah sakit karena menderita hipotermia.

Kejadian itu 25 tahun lalu, dan kenangan akan anak itu tetap diingat Buelna sejak malam yang dingin pada November 1989. "Saya berharap suatu hari nanti saya akan bertemunya lagi," kata Buelna, yang kini sudah pensiun, kepada KABC, media afiliasi ABC, Jumat (24/4/2015) lalu.

Akhirnya Buelna kini bertemu kembali dengan anak laki-laki yang dia selamatkan itu, Robin Barton, setelah 25 tahun, dalam "sebuah pertemuan yang sangat, sangat, sangat emosional," kata Buelna kepada stasiun televisi itu.

Bayi yang ditemukan Buelna itu kemudian diadopsi Elizabeth Barton dan Daniel Fernandez. Robin Barton mengatakan kepada KABC bahwa ia menjalani kehidupan yang indah. "Saya telah diberi keluarga yang hebat," katanya.

Berdasarkan laporan kantor berita Associated Press, ibu kandung Barton akhirnya diidentifikasi bernama Sarina Diaz yang ketika itu berusia 19 tahun. Diaz kemudian divonis tiga tahun penjara karena membahayakan anak dan melakukan percobaan pembunuhan.

Setelah reuni Barton dengan Buelna menjadi berita utama, ayah kandungnya menghubungi polisi dan akhirnya bertemu Barton pada hari Minggu. "Saya selalu mengatakan saya ingin menemuinya, dan akhirnya saya bisa bertemu," kata Marcos Meza kepada KABC. Meza mengatakan, dia berhubungan dengan Diaz dan tidak tahu bahwa bayi itu telah dibuang sampai saat polisi menginterogasinya.

Tahun 1989, Buelna berpatroli di daerah rawan kejahatan di Santa Ana. Sejumah warga memberi tanda kepadanya untuk berhenti tepat sebelum tengah malam. Buelna mengatakan kepada KABC bahwa bayi itu menangis "seperti suara kucing, tetapi terdengar sangat sayup."


ABC Robin Barton saat bayi
Kemudian, dia melihat tali pusat. Kepada Los Angeles Times saat itu, Buelna mengatakan, "Saya melihat lendir, darah, dan tali pusat (yang masih melekat pada bayi itu), dan saya berkata, 'Tuhan mengapa saya (menyaksikan ini)!?" Tetapi, naluri saya kemudian bekerja dan saya memberikan CPR. Saya bersyukur kepada Tuhan ketika saya mendengar dia menangis."

Berdasarkan laporan Los Angeles Times tahun 1989 itu yang mengutip keterangan penyidik polisi bernama Alan Caddell, saat Buelna menemukan bayi tersebut, kondisinya sudah biru karena dingin dan tampaknya tidak bernapas. Buelna lalu melakukan CPR terhadapnya. Setelah bayi itu mulai menangis, yang menunjukkan bahwa paru-parunya berfungsi, Buelna kemudian berlari kembali ke mobil patrolinya bersama bayi itu dan membungkusnya dengan selimut yang disediakan warga. Petugas medis kemudian melarikan bayi itu ke rumah sakit.

"Tidak diragukan bahwa Mike memiliki pengaruh besar terhadap apakah bayi itu akan hidup atau mati. Dia menyelamatkan bayi itu," kata Caddell.

Bayi itu lahir prematur. Seorang pekerja sosial di klinik UCI, yaitu Denise Bamrick, saat itu mengatakan, "Dia sangat kedinginan dan itu sangat traumatis baginya."

Para perawat dan dokter yang merawat bayi itu mencurahkannya dengan cinta dan menamainya Adam. "Setiap orang yang telah melihat dia ingin membawanya pulang," kata perawat Patricia Hanson kepada Times tahun 1989. "Dia akan baik-baik saja di sini. Kami akan merawatnya dengan benar."

Barton akhirnya diadopsi dan dibesarkan sebagai anak tunggal.

Barton mengatakan, dia tidak punya perasaan negatif terhadap ibu kandungnya. Dia justru berharap untuk bisa bertemu dengannya. "Saya tidak marah atau kesal dengan dia," katanya kepada KABC. "Saya memaafkannya karena dia saat itu seorang perempuan muda dalam sebuah posisi yang sangat kalut."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com