Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Pelaku Bom Boston Minta Kliennya Tak Dihukum Mati

Kompas.com - 28/04/2015, 09:34 WIB
BOSTON, KOMPAS.com - Kuasa hukum Dzhokhar Tsarnaev, pelaku pengeboman lomba maraton Boston dua tahun lalu, Senin (27/4/2015), meminta juri agar tidak menjatuhkan hukuman mati untuk pemuda itu.

David Bruck, sang kuasa hukum, mengatakan Dzhokhar sebenarnya adalah pemuda baik yang diserek kakaknya ke dalam lingkaran terorisme.

Dalam pernyataannya di persidangan Bruck mengatakan kepada para juri bahwa hukuman apapun yang dijatuhkan untuk Dzhokhar tak akan pernah sebanding dengan penderitaan para korban.

"Sehingga tak ada gunanya mencoba menyakiti dia (Dzhokhar) seperti dia menyakiti korban karena tak akan pernah sebanding," ujar Bruck.

Bruck mendesak juri untuk memberikan hukuman penjara seiumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan sama sekali.

"Kasus hukumnya akan berakhir selamanya dan dia tak menjadi martir. Dia hanya akan menjalani hukuman selama bertahun-tahun, sementara seluruh masyarakat juga terlindungi," ujar Bruck.

Bruck, dalam pernyataannya, lebih fokus kepada kakak Dzhokhar, Tamerlan yang tewas dalam baku tembak dengan polisi. Bruck menggambarkan Tamerlan sebagai sosok yang merancang pengeboman di Boston itu.

Bruck kemudian membandingkan Tamerlan dan kliennya yang disebutnya saling bertolak belakang. Tamerlan, ujar Bruck, merupakan sosok yang agresif, tanpa ragu terlibat perkelagian, gagal dalam semua usahanya dan tak pernah memiliki pekerjaan tetap.

"Sementara Dzhokhar adalah pelajar yang baik di sekolah, dicintai para gurunya, memiliki banyak teman dan tak pernah memiliki masalah. Dia anak yang baik," papar Bruck.

Namun kehidupan Dzhokhar, lanjut Bruck, berubah ketika dia duduk di bangku kuliah, saat kedua orangtuanya bercerai dan dia harus pulang ke Rusia. Di sana dia tinggal bersama kakaknya, Tamerlan, yang menjadi kepala keluarga.

"Saya tidak akan mengklaim Tamerlan memaksa Dzhokhar untuk terlibat dalam serangan itu. Namun, jika Tamerlan tidak merencanakan maka pengeboman itu tidak akan terjadi," lanjut Bruck.

Dzhokhar Tsarnaev (21), dijerat 30 dakwaan hukum federal terkait peledakan dua bom yang menewaskan tiga penonton dan melukai 260 orang lainnya di dekat garis finis lomba maraton Boston pada 15 April 2013.

Dia juga didakwa membunuh seorang polisi kampus MIT saat dia dan kakaknya mencoba melarikan diri setelah melakukan pengeboman. Dalam tahap pengadilan saat ini, akan diputuskan apakah Dzhokhar akan dijatuhi hukuman mati atau menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com