Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Malam Diberlakukan di Baltimore Usai Rusuh Bernuansa Rasial

Kompas.com - 28/04/2015, 08:58 WIB
BALTIMORE, KOMPAS.com — Kerusuhan terjadi di jalanan kota Baltimore, Maryland, AS, Senin (27/4/2015) malam, setelah para pengunjuk rasa menghadiri pemakaman seorang pemuda kulit hitam bentrok dengan polisi.

Gubernur Maryland Larry Hogan bahkan harus mengumumkan kondisi darurat dan mengerahkan pasukan Garda Nasional untuk mengatasi situasi. Wali Kota Baltimore Stephanie Rawling-Blake mengatakan, pemerintah mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mengendalikan situasi kota.

"Apa yang kita lihat sedang terjadi di kota kita sangat mengganggu. Terlalu banyak bangunan yang didirikan generasi masa lalu dihancurkan para perusuh yang mencoba menghancurkan semua yang kita perjuangkan," kata Stephanie.

Wali Kota Stephanie juga mengumumkan pemerintah kota akan memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 hingga 05.00 setiap hari selama sepekan mulai Selasa (28/4/2015).

Wali Kota juga menegaskan, pemerintah sudah memberlakukan jam malam untuk para pemuda pada pukul 21.00 untuk anak-anak di bawah usia 14 tahun, sementara remaja berusia 14-16 tahun harus berada di dalam rumah pada pukul 22.00 waktu setempat.

Sementara itu, Darryl D De Sousa, Kepala Kepolisian Baltimore, mengatakan, lebih dari 20 orang ditahan dalam kerusuhan itu.

Dia menambahkan, 15 orang polisi terluka dan dua di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Sebagian besar polisi itu terluka akibat lemparan benda keras.

Kerusuhan ini terjadi setelah pemakaman Freddie Gray, seorang pemuda kulit hitam berusia 25 tahun, meninggal dunia saat ditahan polisi. Menurut kuasa hukum Freddie, pemuda ini meninggal dunia akibat 80 persen tulang belakangnya cedera dalam proses penangkapan.

Polisi membenarkan Freddie sempat meminta bantuan medis dan alat bantu pernapasan setelah dia ditahan. Proses penangkapan Freddie terekam dalam video seorang pejalan kaki. Dalam video itu, terdengar Freddie menjerit kesakitan saat tubuhnya diseret polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com