Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Mendekati Ramadi, Dubes RI Pastikan WNI Aman

Kompas.com - 19/04/2015, 20:57 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Duta Besar RI untuk Irak Safzen Noerdin memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kota Ramadi, Ibu Kota provinsi Anbar. Kota tersebut kini tengah menjadi incaran serangan Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

"Enggak ada (di Ramdi). Kita yang banyak di Kurdistan, di Utara Timur yang berbatasan dengan Iran," kata Safzen di sela-sela Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Minggu (19/4/2015).

Menurut Safzen, ada kurang lebih 900 WNI yang menetap di Irak. Sebagian besar WNI tersebut menetap di Irak sebagai pekerja rumah tangga. Namun, ada pula WNI yang bekerja di sektor kesehatan seperti di rumah sakit, telekomunikasi, hingga pertambangan di Irak.

Sampai saat ini, menurut Safzen, para WNI di Irak masih merasa nyaman dan tidak merasa terancam atas keberadaan ISIS. Mengenai tenaga kerja Indonesia di sana, Safzen mengakui bahwa keberadaan mereka ilegal. Para TKI di Irak dianggap ilegal karena Indonesia tidak bekerjasama dengan Irak dalam penyaluran TKI.

"Negara itu bukan negara tujuan (penyaluran TKI). Enggak ada perjanjian perlindungan hukum buat mereka. Jadi kalau sudah terjadi apa-apa, kita susah banget. Kita minta di sini direm, jangan bolehin berangkat, tetapi banyak sekali agen-agen yang jahat di sini kirim terus," tutur dia.

Pada Sabtu (18/4/2015) pagi, militer Irak yang didukung milisi Syiah mulai menuju provinsi Anbar demi menghentikan laju pasukan ISIS yang hendak menguasai Ramadi. Sementara di Baghdad, parlemen Irak mendesak agar negara-negara Arab ikut membantu memerangi ISIS.

Sejak pekan lalu, ISIS semakin mendekati kota Ramadi, ketika pemerintah mengumumkan rencana operasi militer baru untuk merebut provinsi Anbar, salah satu wilayah Irak yang direbut ISIS tahun lalu. (baca: Pasukan Irak Siap Tahan Laju ISIS di Kota Ramadi)

Rencana serangan militer pemerintah ini membuat ribuan warga Ramadi mulai mengungsi dan mengibarkan bendera putih setelah muncul kabar ISIS hanya berjarak kurang dari setengah kilometer dari pusat kota Ramadi.

Operasi militer dimulai setelah pasukan Irak merebut kembali sebagian besar pusat penyulingan minyak Baiji yang sepekan sebelumnya dikuasai ISIS.

Sementara itu, badan PBB urusan kemanusiaan (OCHA) mengatakan sudah 4.250 keluarga meninggalkan Ramadi sejak 8 April lalu. Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan, 1.800 keluarga yang meninggalkan Anbar kini menuju ke ibu kota Baghdad.

Berdasarkan data dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM) sebanyak 2,7 juta warga Irak kehilangan tempat tinggal atau terpaksa menjadi pengungsi sejak pertempuran melawan ISIS berkobar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com