Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al Qaeda Sudah Sekarat

Kompas.com - 15/04/2015, 14:36 WIB
KOMPAS.com - Saat pertempuran melawan ISIS di Suriah dan Irak mendapat perhatian dunia, sebuah transformasi simultan tentang kemunduran Al Qaeda semakin kurang diperhatikan. Demikian tulisan wartawan CNN Peter Bergen dalam artikelnya, Selasa (14/4/2015).

Dalam sebuah pesan audio yang dirilis hari Minggu, Al Qaeda memastikan bahwa dua dari para pemimpinnya, yang dikenal sebagai Ustad Ahmad Farooq dan Qari Abdullah Mansur, tewas dalam serangan pesawat tak berawak CIA pada Januari lalu di Waziristan Utara, dekat perbatasan Afganistan-Pakistan. Menurut Al Qaeda, nama asli Farooq adalah Raja Mohammad Suleman. Dia merupakan warga Pakistan yang bertindak sebagai penghubung kelompok itu ke Taliban Pakistan dan merupakan wakil komandan Al Qaeda cabang Asia Selatan. Bergen mencatat, nama asli Mansur adalah Qari Ubaidillah, seorang Pakistan yang mengawasi misi bunuh diri terhadap pasukan AS dan NATO di Afganistan.

Al Qaeda cabang Asia Selatan relatif baru. Cabang itu diumumkan dengan sejumlah gembar-gembor pada September lalu oleh pemimpin tertinggi Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri.

Pembentukan cabang Asia Selatan telah dilihat sejumlah pengamat terorisme sebagai sebuah upaya untuk mencuri pusat perhatian dari ISIS, yang terlibat dalam sengketa terbuka dengan Al Qaeda untuk menjadi pemimpin gerakan jihad global.

Menurut Bergen, kematian dua orang itu melanjutkan penyusutan jajaran pemimpin Al Qaeda.

Hari Senin, di Kota Karachi di Pakistan selatan, komandan lokal Al Qaeda, Nurul Hassan, tewas dalam sebuah serangan, kata Arif Hanif, inspektur jenderal polisi wilayah itu.

Adnan Shukrijumah, 39 tahun, yang dibesarkan di Florida, yang bertanggung jawab atas operasi Al Qaeda untuk menyerang Barat, tewas pada Desember lalu dalam operasi militer Pakistan. Pria kelahiran Texas, Mohanad Mahmoud Al Farekh, yang juga memainkan peran perencanaan bagi operasi Al Qaeda, ditangkap di Pakistan tahun lalu.

Kematian Ubaidillah dan Suleman menggarisbawahi fakta bahwa hampir tidak ada pemimpin puncak Al Qaeda yang tersisa, kecuali al-Zawahiri.

Baik Ubaidillah maupun Suleman merupakan warga Pakistan. Hal ini merupakan indikator betapa Al Qaeda telah menjadi kelompok yang sebagian besar berfokus pada Pakistan, dan semakin tidak mampu melakukan sesuatu yang signifikansi di luar wilayah Pakistan atau Afganistan.

Al Qaeda sudah hampir tidak punya kapasitas untuk melakukan serangan di Barat. Keberhasilan serangan Al Qaeda terakhir di Barat adalah pengebomanan sistem transportasi di London satu dekade lalu.

Al Qaeda kini hanya menahan sejumlah sandera Amerika seperti pekerja bantuan Warren Weinstein yang berusia 73 tahun. Weinstein diculik dari rumahnya di kota Lahore Pakistan, tanggal 13 Agustus 2011.

Yang pasti, afiliasi Al Qaeda yang berbasis di Yaman, yaitu Al Qaeda di Semenanjung Arab atau AQAP, terus menimbulkan ancaman bagi penerbangan Amerika. Kelompok tersebut telah membuat sejumlah bom yang sulit dideteksi, yang telah ditempatkan di penerbangan tujuan AS. Untungnya, bom-bom itu rusak atau terdeteksi. Kelompok itu juga melatih salah satu dari orang-orang bersenjata yang menyerang kantor majalah satire Charlie Hebdo di Paris pada Januari lalu. Serangan itu menewaskan 12 orang. Namun tidak jelas apakah AQAP punya peran langsung dalam perencanaan serangan tersebut.

Menurut Bergen, saat ISIS terus menyedot warga Barat dan menginspirasi para teroris di Barat, inti organisasi Al Qaeda yang telah menewaskan hampir 3.000 orang dalam serangan 9/11 justru sedang sekarat. Konfirmasi Al Qaeda atas kematian Ubaidillah dan Suleman, kata dia, merupakan salah satu bukti baru untuk penilaian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com