Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopilot Germanwings Pernah Miliki Tendensi Bunuh Diri

Kompas.com - 31/03/2015, 19:55 WIB

KOMPAS.com — Sebelum menerima lisensi pilotnya atau menerbangkan pesawat berpenumpang, Andreas Lubitz, kopilot Germanwings yang jatuh, sempat bermasalah. Ia disebut pernah menjalani pengobatan karena memiliki kecenderungan bunuh diri, kata jaksa, Senin (31/3/2015).

Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apakah maskapai mengetahui kondisinya. Lubitz telah menerima pengobatan oleh seorang psikoterapis selama jangka waktu yang panjang, kata kantor kejaksaan di Düsseldorf tanpa merinci informasi waktu.

Dalam kunjungan tindak lanjut dokter sejak saat itu, jaksa mengatakan, "Tidak ada tanda-tanda kecenderungan bunuh diri atau agresi terhadap orang lain yang didokumentasikan."

Roland Quast, direktur medis dari Pusat Aeromedical Jerman di Stuttgart, mengatakan, di bawah hukum Jerman saat ini yang menekankan privasi, Lubitz memiliki hak untuk menutupi riwayat kesehatannya.

"Apa yang menentukan adalah bahwa pilot mengatakan kebenaran," katanya. "Jika dia berbohong, kami tidak memiliki detektor kebohongan."

Riwayat kesehatan Lubitz telah menimbulkan pertanyaan soal seberapa jauh para profesional medis harus memberi tahu pihak berwenang riwayat kesehatan pasien yang memiliki pekerjaan yang memengaruhi keselamatan publik.

Deputi parlemen dari koalisi pemerintahan Jerman ini telah menyerukan dokter memberikan informasi soal pasien yang memiliki kecenderungan bunuh diri jika ia memiliki pekerjaan terkait keselamatan publik.

"Dokter memiliki kewajiban untuk menginformasikan pihak pemberi kerja tentang ketidaksesuaian karyawan untuk melakukan pekerjaannya," kata Karl Lauterbach, seorang Demokrat Sosial dan ahli medis.

Heinz Joachim Schöttes, juru bicara Germanwings, mengatakan bahwa maskapai telah mengetahui pernyataan jaksa tentang Lubitz, tetapi menolak berkomentar.

Jaksa telah memeriksa teman Lubitz, tetapi tidak menemukan indikasi catatan bunuh diri atau motif yang jelas di balik kecelakaan itu.

Para penyidik juga tidak menemukan satu orang pun yang dekat dengan Lubitz, baik secara pribadi maupun profesional, yang dapat menginformasikan situasi khusus yang dapat menjadi indikasi yang layak menjadi motif, kata pernyataan kantor jaksa.

Dr Quast, yang memimpin sebuah panel yang menyarankan Pemerintah Jerman terkait kasus kesehatan pilot, mengatakan bahwa mungkin saja kopilot telah memberi tahu tim dokter terkait riwayat kesehatannya, tetapi tim menyimpulkan bahwa masalah sudah selesai.

Menurut teman-teman dan kenalan, Lubitz fokus menjadi pilot sejak berusia 14 tahun. Dia diterima di sekolah penerbangan bergengsi Lufthansa setelah lulus dari sekolah tinggi, dan menerima pelatihan di Bremen dan Arizona.

Lubitz diketahui sempat berhenti berlatih beberapa bulan. Namun, jaksa tidak mengatakan apakah selama waktu tersebut Lubitz menjalani pengobatan terkait kecenderungannya untuk bunuh diri. Terkait hal ini, Lufthansa menolak untuk mengomentari hal tersebut.

Pada hari Kamis, Carsten Spohr, kepala eksekutif Lufthansa, mengatakan pada konferensi pers bahwa Lubitz telah lulus pemeriksaan kesehatan perusahaan.

Para penyidik dari Jerman dan Perancis menghadapi tugas yang sulit untuk menentukan motivasi Lubitz di balik insiden ini. Catatan medis Lubitz yang tidak menunjukkan penyakit fisik.

Pada Senin ini, jaksa mengatakan bahwa persoalan mental Lubitz memainkan peran penting dalam kecelakaan itu.

Aparat penegak hukum di Jerman telah dikerahkan untuk menangani kasus ini. Lebih dari 200 petugas kepolisian Düsseldorf telah bekerja dalam sebuah tim yang dinamakan Komisi Khusus Alpen. Sekitar 100 petugas tetap terlibat dalam upaya untuk mengidentifikasi korban. Dua ahli kecelakaan pesawat dari Perancis berada di Jerman untuk bekerja sama dengan komisi Düsseldorf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com