Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Wujud Praktik Barat, ISIS Mulai Larang Bedah Caesar

Kompas.com - 29/03/2015, 00:04 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menguasai wilayah Suriah kini tengah berupaya untuk melarang bedah caesar karena dianggap sebagai praktik Barat dan tidak Islami.

Para dokter yang bekerja di wilayah yang dikuasai ISIS diharuskan mematok biaya 15.000 pound Suriah atau kurang lebih Rp 1 juta untuk melakukan operasi caesar. Besarnya biaya itu setara dengan pendapatan dua bulan rata-rata pekerja Suriah.

Di bawah aturan baru ini maka dokter tak bisa memberikan layanan operasi caesar secara gratis bagi warga tak mampu. Bagi para dokter yang ketahuan menjalankan bedah caesar secara gratis maka mereka akan dijatuhi hukuman berat.

Pemberlakuan biaya yang cukup mahal itu dilakukan agar rumah-rumah sakit semakin jarang melakukan bedah caesar.

Bedah caesar biasanya dilakukan jika dokter memutuskan bahwa melahirkan dengan cara normal akan membahayakan nyawa si ibu. Namun kini bedah caesar banyak dipilih karena membuat para perempuan bisa melahirkan anak tanpa rasa sakit.

ISIS berusaha meninggalkan proses-proses kelahiran ala Barat karena dianggap sebagai sebuah bagian dari rencana tertentu terhadap para perempuan Muslim.

Meski demikian, ISIS berusaha membangun layanan medis modern di wilayah yang didudukinya dan mengundang para dokter dari seluruh dunia untuk bekerja di Suriah dan Irak. Awal tahun ini, ISIS mengumumkan telah membuka sebuh sekolah kedokteran di Raqqa, Suriah. Di tempat itu para dokter akan dipersiapkan selama tiga tahun.

Pekan lalu dikabarkan sembilan siswa sekolah kedokteran asal Inggris pergi ke Suriah untuk bekerja di rumah-rumah sakit di wilayah yang dikuasai ISIS. Empat orang perempuan dan lima pria, menutup rapat rencana mereka dari para kerabat hingga sesaat sebelum mereka melintasi perbatasan Turki-Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com