Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi Gempur Pemberontak Yaman, Iran Peringatkan Itu Langkah Berbahaya

Kompas.com - 27/03/2015, 16:35 WIB
SANAA, KOMPAS.com - Pesawat-pesawat tempur koalisi yang dipimpin Arab Saudi terus menyerang pemberontak syiah Huthi, Jumat (27/3/2015), untuk mendukung Presiden Yaman, yang telah menuju pertemuan puncak Arab guna menggalang dukungan. Sementara itu, Iran memperingatkan bahwa intervensi tersebut "berbahaya".

Ledakan keras mengguncang Kota Sanaa segera setelah pemimpin pemberontak Abdulmalik al-Huthi mengecam intervensi tersebut sebagai "tidak dibenarkan" dan menyerukan kepada para pendukungnya untuk menghadapi "agresi" itu.

Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi, tiba di Riyadh, Kamis. Sejumlah pejabat mengatakan, ia dalam perjalanan ke Mesir untuk ikut serta dalam pertemuan puncak Liga Arab yang digelar selama dua hari pada akhir pekan ini.

Itu merupakan konfirmasi pertama tentang keberadaan Hadi sejak pemberontak pada minggu ini mulai menggempur Kota Aden yang terletak di selatan negara itu. Hadi telah bersembunyi Aden sejak melarikan diri dari Ibukota Sanaa yang dikuasai para pemberontak bulan lalu.

Gerak maju pemberontak Huthi menimbulkan ketakutan Saudi bahwa para kelompok pemberontak syiah itu akan menguasai seluruh wilayah tetangganya yang penduduknya mayoritas sunni itu dan membawa negara itu ke dalam orbit syiah Iran.

Gedung Putih telah menyuarakan keprihatinan terkait "laporan tentang aliran senjata Iran ke Yaman" saat koalisi yang dipimpin Saudi menyatakan gelombang pertama serangannya "sukses" dan bersumpah untuk mencegah pasokan senjata itu mencapai para pemberontak.

Ketika berbicara kepada wartawan di Ibukota Saudi, Kamis, Juru Bicara Pemerintah Saudi, Ahmed Assiri, mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk mengerahkan pasukan darat ke Yaman.

Arab Saudi melancarkan serangan udara menjelang fajar pada hari Kamis. Saudi mengatakan, pihaknya telah membentuk koalisi yang terdiri lebih dari 10 negara, termasuk lima kerajaan di Teluk. Duta Besar Saudi untuk AS, Adel al-Jubeir, mengatakan koalisi itu siap untuk melakukan "apa pun" guna melindungi pemerintahan Hadi.

Namun Iran bereaksi marah dengan mengecam intervensi itu sebagai "sebuah langkah berbahaya" yang melanggar "tanggung jawab internasional dan kedaulatan nasional". Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan serangan itu setara "agresi militer" dan "mengecam semua intervensi militer dalam urusan internal negara-negara merdeka".

Televisi pemberontak, Al-Massira, mengatakan, pertahanan anti-pesawat ditembakkan pada Jumat pagi setelah sejumlah pesawat tempur menghantam sejumlah target baru di sekitar ibukota. Sejumlah saksi mata mengatakan, serangan udara menyasar pangkalan militer Al-Samaa di utara Sanaa, dan kamp Al-Istiqlal, di tepi barat ibukota itu.

Seorang koresponden AFP mengatakan, ledakan terdengar di Sanaa saat pesawat tempur menghantam pangkalan udara yang berdekatan dengan bandara internasional dan lokasi lainnya.

Warga pun lari keluar dari Sanaa untuk mencari daerah yang aman. "Saya akan berangkat dengan keluarga saya. Sanaa tidak aman lagi," kata seorang warga, yang hanya menyebut namanya sebagai Mohammed, saat ia menumpuk barang-barangnya ke dalam sebuah minibus.

Seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan, 20 orang tewas dan 33 lainnya luka-luka dalam serangan hari Kamis. Pejabat itu mengatakan, korban tewas disebabkan serangan udara yang melanda daerah Al-Nasr dan Bani Hawat, di utara Sanaa, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com