Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ambang Perang Saudara, Yaman Minta Bantuan

Kompas.com - 24/03/2015, 11:15 WIB
KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Yaman meminta bantuan kepada negara-negara Teluk untuk mengintervensi konflik antara pemerintah Yaman dan kubu pemberontak Houthi. PBB memperingatkan konflik itu bisa berujung pada perang saudara.

Seruan Menlu Yaman, Riad Yassin, diutarakan kepada surat kabar Arab Saudi, Asharq al-Awsat. Dalam seruannya, Yassin meminta Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk mengintervensi.

Dia sebelumnya telah meminta PBB dan GCC untuk menerapkan zona larangan terbang setelah sebuah pesawat menghantam istana kepresidenan di Aden, pada akhir pekan lalu.

Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi, pekan lalu. Hadi berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari Ibu Kota Sanaa dan mendirikan pusat pemerintahan di Kota Aden.

Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan Arab Saudi bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga beraliran Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut.

Walau demikian, Arab Saudi bertekad akan membantu Yaman.

“Jika masalah ini tidak bisa diselesaikan secara damai, kami akan mengambil langkah-langkah yang sepatutnya untuk melindungi kawasan dari agresi,” kata Menlu Arab Saudi, Saud al-Faisal.

Kepada BBC, utusan PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, mengatakan situasi di Yaman harus diperlakukan secara hati-hati mengingat perang saudara bisa meletup kapan saja.

“Saya pikir tiada satu kubu pun yang akan menang jika perang sipil terjadi. Satu-satunya cara untuk maju ialah negosiasi, yang membuat semua pihak memberi konsesi dan kompromi,” kata Benomar.

Milisi Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, telah melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004 lalu.

Namun, aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014 lalu. Kelompok Houthi mampu mengalahkan kelompok milisi dan suku lainnya yang disokong Partai Sunni, Islah, selagi menerobos ke wilayah barat dan tengah negeri.

Puncaknya berlangsung pada September 2014 ketika mereka mampu menguasai Ibu Kota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com